Re-post
...:: How To Love ::...
Part 6
Story by @BieberLSIndo
***
Perlahan langit yg menjadi background kota LA mengerak warna keemasan,
bercampur dengan garis-garis kemerahan. Rupanya senja datang menjemput.
Matahari mulai redup sinarnya.
Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan normal, sedangkan Shara
tengah asik bermain iphonenya dengan serius sambil berbincang bincang
sambil menyeruakan canda tawa dibawah atap mobil Justin. Dua anak
manusia ini sedang mengukir masa-masa mengesankan.
***
Setelah sampai dikediaman Justin, Shara langsung turun dan kembali
membereskan tubuhnya dari linangan keringat, sedangkan Justin pergi
kembali entah kemana, dia hanya ijin ingin bertemu temannya sebentar.
Sambil sesekali menguap menahan ngantuknya, Shara terus saja melakukan
kegiatan yang dilakukan saat ia merasakan bosan, membaca novel sambil
tidur-tiduran di atas kasur empuknya.
“KLAAP” tiba-tiba lampu kamarnya padam.
“AAAA!!!” teriak Shara panik.
Dia memang sedikit phobia sama yang namanya kegelapan. Shara tetap
bertahan di atas kasurnya, berharap seseorang datang ke kamarnya,
menjemput lalu membawanya menemukan titik cerah sinar yg membawa
keterangan, matanya telah berkaca-kaca, tangannya memeluk erat
gulingnya.
“Krekk”
“Justin? Kenny? Who's there?” Shara semakin merasa takut karena tidak
ada respon untuknya, padahal ia merasa yakin ada yang membuka pintu
kamarnya barusan. Shara yang ngerasa semakin parno kalo terus-terusan
ada di kamar, keringat dingin telah mengguncur diwajahnya.
akhirnya ia memutuskan untuk turun dari kasurnya, sambil meraba-raba, ia
mencari senter yang terletak di atas sebuah meja dipojokan kamar.
“Treek..” cahaya senter lumayan membuat rasa takutnya akan kegelapan
berkurang sedikit. Tapi matanya tertumbu pada secarik kertasa berwarna
pink, yang entah terletak di samping senter tersebut.
'Go downstairs, Please. Meet me in the garden. Someone who love you is waiting ♥'
Begitulah isinya, Shara mengernyit heran, dia tidak merasa kenal dengan
tulisan ini. Diliputi rasa penasaran, Shara pun memberanikan diri untuk
mengikuti perintah tulisan tersebut.
Sambil memegang senter di tangannya erat-erat, Shara perlahan demi
perlahan turun ke lantai satu rumahnya. Entah perasaannya saja atau
bukan, yang jelas Shara merasa suasana rumah Justin yg ia tempati saat
ini sangat sepi. Shara langsung nyenter kemana-mana, sesampainya dia di
halaman belakang .
“Close your eyes please...” seseorang yang ada di belakangnya, menutup matanya dengan sebuah kain.
“Justin?” tebak Shara. Tapi lagi-lagi tidak ada respon untuknya, yang
ada orang tersebut malah menggandeng tangannya, membimbing dirinya untuk
berjalan entah kemana.
Tiba tiba orang itu memberhentikan Shara lalu membuka kain yg terlampir menutup matanya.
Shara membuka matanya perlahan-lahan, mengerjap-ngerjap mencerna warna
bokeh yg terurai dimatanya, namun dia tidak melihat apa-apa dan Justin
pun tidak ada.
"Justin?"
"I'm here.." ucap seseorang dari belakang tubuhnya.
Shara memutar tubuhnya, speechless melihat Justin yang malam itu
terlihat lebih tampan daripada biasanya, berdiri dengan senyum penuh
pesona di depannya, sementara Shara sendiri hanya menggunakan baju tidur
bermotif teddy bear dan rambut yang acak-acakan. Dan yang membuatnya
semakin tidak berkutik adalah, pemandangan yang ia lihat di kolam renang
rumah Justin, tengah dihias berpuluh-puluh lilin dengan hiasan mawar
putih bunga, mengapung membentuk nama 'Shara' dan tanda 'love'.
Justin berjalan mendekat, Tangan kanan Justin meraih memegang dagu Shara
dan tangan kirinya memeluk pinggang milik Shara. Shara melihat wajah
Justin sangat dekat dengannya dan dia pun tersenyum melihat Shara,
tersenyum dan menatap dengan dalam.
“If I'm Romeo, then you're Juliet. As long as I'm breathing I'll love
you to death” ucap Justin berlutut di depan Shara sambil menyodorkan
sebuket mawar putih untuknya.
Shara tersenyum, mukanya merona memerah, terkekeh geli melihat Justin seromatis ini.
Love me love me say that you love me Fool me fool me oh how you do me?
Kiss me kiss me say that you miss me Tell me what you wanna hear, tell
me you love me..
Justin mengelili Shara sambil bernyanyi, lalu Justin merangkul Shara
dari belakang, dan mencium pipi Shara dari samping. Lagi lagi Shara
tersenyum, lalu dia memutar badannya kehadapan Justin. Shara dan Justin
bertatapan, matanya bertubrukan dalam-dalam.
"Tell me you love me, Shar.." Justin membisik di telinga Shara.
Pipi Shara pasti memerah.
Pasti.
Shara masih tetap diam, bingung akan berucap apa. Tangan Justin masih
tetap di pingangg Shara, tapi tiba-tiba wajahnya mendekat, matanya masih
melihat kearah Shara, dengan cepat Justin menngecup kening Shara.
Kedua tangannya merengkuh wajah Shara sambil memainkan rambutnya.
"Shara! I love you. You know I'll be your life, your voice, your reason
to be my love my heart is breathing for this moment in time" dia
tersenyum nakal.
"I'm tired of fighting, I want to be fought for. I'm tired of caring, I
want to be cared for. I'm tired of being just me, I wanna be yours,
Justin... I tell for many times, I do love you" ujar Shara tersenyum.
"You..what? You love who? I can't hear you, I'm sorry." ucap Jahil Justin.
"I love you." Jawab Shara lagi.
"You love who, Shara?"
"I love you! Please stop making fun of me, ok? I just love you, only you Mr. Bieber" Seru Shara, agak kurang sabar.
Justin langsung tersenyum, senyum sangat manis, senyum yg bisa mengecut hati wanita yg bisa mengguncang dunia.
Lalu Justin langsung memeluk Shara, dan Shara pun memeluknya. Tiba tiba Justin memeluk Shara sambil berputar-berputar.
"Aaaaa, stop Justin stop!" Teriaknya, kepala Shara agak sedikit pusing karena diajak berputar-putar sm Justin.
"Noooo, Shara I love you sooooo much! I promise, I never let you go, I swear to God!" Kata Justin, berikrar Janji.
"Yeah, I love you too, I never never let you go too Justin, okay? But
now please stop! My head getting dizzy" ujar Shara sambil memukul bahu
Justin.
"Oh, I'm sorry, I'm so sorry. Are you okay, my babe?" Tanya Justin.
Sekarang Justin rupanya sudah berani memanggil Shara dengan panggilan 'Babe'
"Hahahaha I'm okey" jawab Shara saat menginjakan kakinya ke bumi.
***
Setelah adegan di halam rumah Justin tadi, Justin dan Shara langsung
duduk disebuah ayunan yang masih dihalam rumah Justin dan berhadapan
dengan hamparan lampu-lampu kota LA yg menghiasi kota itu malam ini.
Shara tengah bersandar dibahu Justin dan Justin mengelus lembut puncak kepala Shara.
"i wish i was the water and you were the fish (aku harap aku adalah air dan kamu adalah ikan)" tiba tiba Justin berucap.
"why?" tanya Shara heran tanpa mengubah posisi duduknya.
"so you wont be able to live without me (jadi km tidak akan hidup tanpaku)"
"Hahahaha" Shara langsung bangun dari senderannya mengubah posisi duduknya menghadap Justin.
"Justin, you know I'm thinking about how afraid I am. You have so many
fans, and I'm afraid that your fans won't like me." ujar Shara.
"Hey..listen, I will protect you Shara, no matter what. If they are my
real fans, they will be happy when I'm happy" ucap Justin, dia menatap
wajah Shara lekat saat mengucapkannya.
"I'm still afraid, I'm afraid will be miscommunication with you, when
you have a tour" Justin keburu memegang bibir Shara dengan telunjuknya,
mengisyaratkan untuk diam. "Just come on tour with me, shawty?"
"Okay then" shara tersenyum lalu kembali menumpuka kepalanya dibahu Justin.
"Justin, why do you do this again? I've been yours since this afternoon,
haven't I? (Justin, knp kamu melakukan ini lagi? Aku sudah menjadi
milikmu sejak sore ini, iya kan?)" ujar Shara.
"You said you wanted to me say love with a romantic situation, didn't
you? And I will do that! I'm a romantic person, am not I? (Kamu bilang
km pengen aku bilang cinta dengan situasi yg romantis, ya kan? Aku akan
lakukan! Aku orang yg romantis kan?)" Jawabnya.
"Yes, you are. Thank you"
"Anytime"
Tiba tiba wajah Shara menjauh, Shara menatap Justin dan tersenyum nakal,
tanpa permisi dia mengelitik pinggang Justin tanpa permisi, tawa Justin
pecah, dan dia tetap mengelitik Justin. Mereka tertawa, berlari-lari
disekitar taman, Justin mengejar Shara, mereka jadi seperti anak kecil.
Justin berhasil menangkap Shara dalam perangkap dan melingkarkan
tangannya di pinggang Shara dari belakang.
Dia berbisik
"You know, you make my day, my wonderful day, and I knowrite now, how
lucky I am to have you, Shara my princess" ditelinga Shara.
"Really? Love you Justin, I'm the luckiest girl cos I already had you" bisik Shara menjawab Justin.
Tiba tiba Justin kembali mengelitik pinggang Shara sambil tertawa nakal.
"Hahahahahahaha please stop Justin. Stop!!!"
"Kiss me first" ucap Justin.
"Noooooo, Justin please? Stop?"
"Kiss me and I'll stop, Shar" katanya
"Okey!"
Shara menyerah, Justin memutar badannya menghadap Shara, mencoba
mendekati badannya kebadan Shara. Shara terlihat grogi, lalu dia
menyimpan tangnnya di pipi Justin, dan Justin merengkuh pinggang Shara
halus.
"I love you" kata Shara sambil mengecup pipi Justin cepat.
"I love you too." balasnya.
Mereka berpandangan cukup lama, tangannya masih melingkar di pinggang
Shara, matanya tidak berhenti menata bola mata milik Shara.
"Okey, it's already night" kata Shara memecah keheninga.
"you must be so tired, I know you need some rests" tambahnya.
"Oh hehehe, so you wanna come in?" kata Justin.
"Okey" justin langsung menggenggam tangan Shara kedalam rumah.
***
"Night babe, I'll meet you tomorrow, okay? Don't miss me, Shar" ucap Justin didepan kamar Shara.
"so funny" jawab Shara datar.
"awww, don't be mad baby"
"okaaayy, good night, Justin" jawab Shara sambil menguap.
"sleep tight, okay? I love you and I'll miss you, Shar.."
Tangannya mengelus rambut Shara, matanya masih memandang Shara, lalu
Justin mengecup kening Shara untuk berjuta juta kalinya, lumayan lama
kemudian dia memeluk Shara.
"I love you too, Justin"
Malam ini, hari ini, ditutup dengan berjuta kebahagian di hati Justin
dan Shara. Semoga kebahagian ini akan terjalin tanpa ada pihak-pihak
lain yg mengganggu.
***
Sunday, June 12 2011
Seminggu. Sudah seminggu ini dunia Shara dan Justin dipenuhi gemerlap
canda tawa, dipenuhi perhatian dari kesetiap sisi yg mereka berdua
lakukan bersama, tanpa terasa setiap menitnya Justin membuat Shara
sempurna begitu pula sebaliknya.
Shara mengerucutkan bibirnya, dipandangnya cerminan dirinya dibalik meja
rias yg memantulan seorang Shara yg tengah bersiap merapihkan bajunya,
tak lama kemudian seseorang merengkuh tubuhnya dari belakangan dan
merebahkan dagu tepat di bahu Shara, serontak membuat Shara tersentak
kaget.
“You're going to school, aren't you?”tanya seorang laki laki yang memeluknya dari belakang.
“It's Sunday Justin, I won't go to school” ujar Shara sambil merapihkan rambutnya.
"Oh yes I know..."
"Stupid haha I will go to my friends home" ucap Shara terkekeh kecil.
"What? You called me stupid? Okey stupid it's better than fat" ujar
Justin sambil mencubit perut Shara yg sukses membuat Shara meringgis dan
menoleh protes akan ejekan Justin, Shara kan seorang wanita hal yang
wajar jika dia tersinggung kalo dikatain berlemak alias gendut, cewe kan
paling sensitif sama deretan huruf berlafal ‘G-E-N-D-U-T’
“Oh ya? If I'm fat why do you like me?” kini giliran Shara yang mengejek Justin.
“Because...”
Shara melipat tanganya didada sambil menyipitkan matanya menunggu jawabnya pemuda yg kini menatapnya.
“Because what, stupid?”ujar Shara seraya berlari menjauh sambil menjulurkan lidahnya, Justin sontak mengejar Shara.
“Isssh! Sharaaaa! Here, I go! If I get you, you have to kiss me!” ujar Justin berlari mengejar Shara.
“Aaaa heeeelp, I'm afraid!!”ejek Shara seraya tertawa puas.
“Sharaaaaaaa…..!!!”
“Aaaaaaaa…..” teriak Shara yang masih berlari dikejar Justin
mengelilingi sofa hijau pekat yang terletak di depan LED TVnya, mungkin
kejar kejaran takkan berhenti sampai malam jika Justin tidak berhasil
menangkap tubuh Shara, seraya menangkap tubuh Shara dari belakang Justin
membalik tubuh Shara dan menatapnya lekat membuat tubuhnya lebih
merapat dengan Shara, dia mencondongkan wajahnya, Shara menatapnya gusar
ini memang bukan yang pertama kali Justin berlaku seperti ini, tiba
tiba tubuh mereka menjauh seketika gara-gara seseorang membuka pintu
kamar Shara tanpa permisi, membuat Justin dan Shara menjauhkan diri satu
sama lain, canggung.
“Oh Justin, you are here!”ujar Kenny yang merenggah pintu kamar Shara.
"Yeah.. Kenny what's up?" ujar Justin sambil menggaruk rambutnya yg tidak gatal.
"Cmon we have to go to studio" ujar Kenny.
"Oh yaa.. Wait a minutes" ujar Justin.
"Shar.. I have"
"Yes I know, just go. I will go outside too" ucap Shara memotong ucapan Justin.
"Heemm okey okey, take care babe, love ya" ujar Justin sambil melangkah keluar kamar.
"Byeee" ucap Shara sambil kembali membereskan penampilannya.
***
Jam sudah menunjukan pukul 3sore, Shara, Agatha dan teman-teman yg lain
sudah mengahabiskan waktu sekiranya 5 jam dikediaman Devon, teman
sekelas mereka, mereka bercanda gurau sambil mengerjakan beberapa tugas
kelompok yg mereka miliki.
"Finally! The task's doneeee!" ujar Shara sambil mengangkat tangannya yg terasa pegal keatas.
"Sooo can i go home now?" ujar Agatha sambil membereskan beberapa lembar
kerja yg berserahan disebuah bentangan karpet bercorak lembik coklat.
"Yes, you can" ujar Devon.
"So, Shar, do you wanna go home with me?" Tanya Agatha.
"Ha? Emm.. Wait wait..." Shara langsung melangkah jauh dari tempat
teman-temannya, menekan tombol 'call' saat menemukan nama 'Justin <3'
di layar iphonenya.
"Hallo?"
"Shara?"
"Hemm" shara mendehem.
"Where r u?" Ucap Justin
"Still at Devon's, what's up?"
"Have you done? I want pick you up" ucap Justin.
"Yes, I have but you don't have to pick me up I will go home with agatha"
"Who?"
"A-g-a-t-h-a" Shara mengeja nama sahabatnya pelan-pelan.
"No no no. I'm your boyfriend, I have to protect you, okey? Wait me there and text me where you are now"
Shara menghela nafas mendengar sikap Justin yg terlalu berlebihan terhadapnya.
"Okey" jawabnya singkat lalu menutup sambungan telfonya dan kembali mendekati teman-temannya.
"Agatha.. Emm I don't go home with you, someone will pick me up"
"Okey, I go first" ucap Agatha lalu berlalu pulang bersama teman-teman yg lain.
***
Sore ini Shara menunggu Justin di depan rumah Devon, tempat dirinya dan
teman-temannya mengerjakana kelompok. Justin yang ditunggunya dari
setengah jam lalu masih belum juga datang, Shara kembali memainkan
iphonenya.
“Shar?”ujar seseorang, Shara mendongkang dan mendapati laki laki
berparas oriental ada didepannya, wajah yang tak asing lagi untuknya
“Eh, von"
“Haven't picked?"
“Not yet”jawab Shara singkat
“May I sit here??”tanya Devon sambil memegang kursi kayu didepannya.
"Absolutely yes, this is ur house Devon" ucap Shara mengangguk, dan
Devon langsung menarik halus kursi itu. Duduk berdua berhadap-hadapan
dengan seseorang yang belum terlalu akrab denganya membuat Shara gugup.
Devon menatap Shara dalam diam, dia tersenyum tipis melihat tingkah Shara yang gugup.
“Devon!” Panggil Shara.
lamunan Devon buyar dia ga nyadar kalo sedari tadi dia asik
memperhatikan Shara. Tanpa sengaja Shara menjatuhkan beberapa kertas yg
sedari tadi ia genggam.
Dengan sadar Shara dan Devon menjulurkan tangannya mengambil beberapa
lembaran kertas yg berserakan dan tanpa sengaja tangan mereka menyentuh
lemabaran kertas yg sama.
Sentuhan halus jari Devon di tangan Shara sontak membuat saraf yang ada
tanganya Shara menegang, bukan karena sakit tapi ada rasa yang aneh yang
tiba tiba menyeruak.
“Teeeeet” tiba tiba sebuah klakson mobil menyeruak nyaring tak jauh dari
tempat Shara dan Devon yg membuat Shara dan Devon menoleh dilihatnya,
sebuah mobil hitam dengan gagah berhenti menatap mereka.
Devon langsung melepaskan tangannya dari tangan Shara, suasana langsung canggung.
"I go home, thanks!" Ujar Shara sambil berdiri meninggalkan Devon.
***
"Hai!" Ucap Shara sambil membenarkan posisi duduknya seraya memasuki
mobil yg sudah datang menjemput dan dipacu oleh sesosok manusia yg
paling ganteng sejagat raya, Justin Bieber.
"Who's that boy?" Ucap Justin sambil menaikan sebelah alisnya dan menyoroti kedua matanya kearah Shara lekat-lekat.
Shara langsung menatap jendela dan mendapati punggung Devon yang semakin menjauh dan hilang di balik pintu rumahnya.
"Oooh he's devon, who has this house" ucap Shara.
"Oooh"
"Why?"
"Nope."
"Okey"
"Can you see me?" Ujar Justin sambil memukul pelan stir mobilnya.
"What?" Tanya Shara datar.
"Yeaaaah can you see me that I'm jealous? I saw you over there with him" Tanya Justin.
"Justin? Hahahahahaha its so funny!!" Ujar Shara terkekeh geli.
"What's funny?"
"Yeeah the way you're jealous of me?"
"Shara.. You know I..."
"Justin... Sssst" Shara menyimpan telunjuknya dibibir Justin, menghentikan untaian kata yg akan Justin keluarkan.
"Justiiiiiiin! Listen to me, he's just my friend, don't be jealous with
me okey? Cos I promise I never cheat you, Ne-ver!" Ucap Shara yg memberi
penekanan disetiap kata-katanya.
Justin terdiam, terpaku mendengar ucapan kekasihnya, akhirnya senyum
lega ia hiasin bibirnya, harusnya dia tidak pernah berpifir apapun
tentang Shara, harusnya Justin percaya kalo Shara tidak akan
mengecewakannya.
"Hem okey! Lest goooo!" Ucap Shara sambil menjawil halus pipi Justin.
Justin tersenyum lalu kembali dengendarai mobilnya diatas aspal jalanan sore itu.
***
Justin mendaratkan mobilnya disebuah pelantaran sebuah cafe, cafe yg
sepertinya sedang diramaikan oleh para pengunjung yg datang. Shara
menatap setiap sudut pusat perbelanjaan ini, dia memikirnya sesutau,
sepertinya tempat ini tidak cukup baik untuk hang out.
"Justin? Why are we here?" Kata Shara.
"I want drink coffe, cmon" ucap Justin melepas kunci mobilnya lalu turun
dari dalam mobil sambil membenarkan penampinalnya yg tertutup.
Lagi lagi Shara hanya menghela nafas dan untuk berjuta juta kalinya, ia berharap ini tidak terbongkar.
***
"What do you want?" Tanya Justin.
"Emm... choco late" ucap Shara sambil membulak balik menunya.
"One choco late, one green tea late and 2 brownis strawberry, just wait
minutes" ucap sang waiter yg lalu beralih menyiapkan pesanan.
Setelah makanan dan minuman yg Shara dan Justin pesan, seperti biasa
cafe itu serasa milik berdua, tanpa memikirkan pengunjung lain Shara dan
Justin tertawa sempurnya, bercanda bergurau dan melakukan hal-hal
konyol.
Tiba tiba saat Shara sedang menyeruput minuman yg dipesannya, ia
menangkap sesosok lelaki, lelaki yg duduk disebelah mejanya, sedang
terpaku melakukan gerak-gerak yg aneh, seperti mengintai Shara dan
Justin.
"Justin.." Shara memanggil namanya dengan hati-hati.
"yes, baby?" Kata Justin sambil menyuap makanannya.
Shara mendekatkan badannya kearah Justin, dan berbisik di telinganya.
"I think he's looking at us" Justin menurunkan letak kacamatanya sedikit agar ia bisa melihat dengan jelas.
"Which guy?" Tanya Justin
"This guy, beside me?" Kata Shara sambil mengarahkan telunjunya kearah lelaki itu perlahan.
"You know what, Shar? I think it's time to let the world knows about us." Ucap Justin sambil tersenyum miring.
"Seriously, what are you talking about? What do you mean with 'the
world, huh?" Muka Shara berubah serius, tapi Justin tetap
tersenyum-senyum gak jelas.
"He's a paparazzi. Covered your face as we walk out from this cafe, ok?"
Justin kembali memakai kacamata hitamnya, dan Shara hanya mengangguk
dan membiarkan rambutnya menutupi samping mukanya.
Justin langsung mengambil tangan Shara dan menariknya pelan, dan benar
saja lelaki itu tiba tiba mengeluarkan jepretan sinar flash dari
cameranya. Justin mengabaikan paparazzi itu, tangannya tetap merangkul
Shara dan kepalanya menunduk. Shara pun mengikutinya, Shara melingkarkan
tangannya di pinggang Justin dan ternyata, diluar sudah ramai oleh
paparazzi. Kayanya seluruh paparazzi dari seluruh dunia sedang berkumpul
disana. Mereka langsung berlari beramai-ramai mengepung Shara dan
Justin, mereka tidak berhenti memotret mereka setiap gerakan, blitz
kamera mulai membuat Shara pusing, dan Justin tidak melepaskan
pelukannya di pinggang Shara, badannya menghalangi Sharadari kerumunan
paparazzi itu, kepalanya seolah memeluk muka Shara. Sampai pada
akhirnya, seorang paparazzi menubruk Shara, kameranya membentur kepala
Shara keras. Shara benar-benar lemas, hampir terjatuh tapi tangan Justin
memegangnya kuat.
"Baby, hold on! Please, hold on.." Katanya sambil membopong Shara.
Shara bisa mendengar samar-samar Justin berteriak kepada seorang paparazzi, mungkin yang tadi menubruknya.
"GO AWAY, DUDE! DON'T YOU TOUCH MY GIRLFRIEND! GO AWAY I SAID!!" Teriak Justin dengan keras.
Justin? Berteriak kepada paparazi? Girlfriend? Apa ini saatnya penjuru
dunia tau? Apa ini saatnya nama Shara ikut terbawa terkenal setelah
berhasil menyandang sebagai pacara Justin Bieber?
***
"GO AWAY, DUDE! DON'T YOU TOUCH MY GIRLFRIEND! GO AWAY I SAID!!" Teriak Justin. lagi.
Shara yg masih hiber dalam kericuhan para wartawan yang mengapung
dirinya dan Justin terus menutupi wajahnya dengan belaian rambut hitam
yg terurai, Justin sendiri sibuk mendekap Shara, mengamit peri hatinya,
menjaga agar tidak disentuh siapapun selain dirinya.
"DONT YOU GUYS KNOW HOW TO STAY AWAY FUCK FROM MY GIRL?" Ucap Justin
lagi, lagi, dan lagi. Untuk kesekian kalinya memakai penekanan suara
yang begitu nyaring dikendang telinga setiap insan.
"Justin ssst calm down" ucap Shara yang sebisa mungkin Shara menenangkan kekasihnya.
Dan Sebisa mungkin pula Shara terus menutupi wajahnya dari kejamnya
ricuh ini, sebisa mungkin Shara memeluk pinggang Justin erat-erat agar
tidak terpisahkan jarak ruang sedikit pun.
Keadaan semakin kacau, beberapa security cafe sudah datang menghalau
kericuhan ini tapi nyatanya nihil, keadaan ini semakin berkoar menyala
nyala saat beberapa pengunjung mengetahui keadaan Justin disana.
"BIEBEEEER! I LOVE YOU SO MUCH!"
"JUSTIN! JUSTIN!"
"OH MY BIEBER!"
"WHO THE HELL IS SHE??"
Begitulah beberapa teriakan wanita wanita penggila artis yang berasal
dari Youtube ini, mereka terus mencoba meraih Justin, berteriak membuat
keadaan tidak terkendali lagi, ditambah hiruk pikuk paparazi paparazi
yang terus menjepretkan kilasan flash kamera disetiap gestur gerak yang
Shara dan Justin perbuat.
Namun itu semua tidak lagi dipedulikan Shara dan terutama Justin, Justin
terus memasuki ruas ruas jarinya dijari Shara, memegangnya erat, kanan
tangannya tersampir dibahu Shara yang membawa kepala Shara jatuh didada
kiri Justin.
Beberapa langkah sebelum meraih mobil yang ada di ujung parkir valet, suara dentaman benda keras berbunyi,
"PTAK!" Dengan keras suara itu menyaring, ternyata suara yang bersumber
saat wajah Shara mengangkat, ingin memandang jalanan kedepan namun
sayang tidak bernasib baik, kening kepalanya terbentur ujung kamera
seorang wartawan.
Justin yang sadar akan kejadian itu langsung menghentikan langkahnya,
menoleh kearah kirinya, menemukan kepala Shara yang sedikit memar biru.
"ARE YOU..." ucapan Justin seketika berhenti karena Shara mencengkram
telapak tangan Justin yg sudah mengepal keras. Justin melirik ke arah
Shara lalu menghela nafasnya panjang.
"Justin.. I'm okey" ucap Shara lembut sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Dikala emosinya benar benar sudah di ujung ubun ubun yang benar benar
sudah menggoyakan emosinya, Justin langsung larut oleh ucapan Shara
barusan.
Dengan cepat Justin kembali berjalan dan masih tetap menjaga setiap
nafas yang bergulir dari diri Shara, dengan setenang mungkin ia
melangkahkan kakinya kearah mobil yang sudah beberapa jengkal
dihadapannya.
Setelah sampai di depan sebuah mobil yang sudah gagah terparkir di ujung
lapak parkir valet cafe, Justin langsung membukakan pintu mobilnya
untuk Shara dengan cepat lalu kembali memasuki mobil dibagian kendali
stir.
Akhirnya kini mereka bisa melepas nafas lega setelah berhasil masuk ke
dalam mobil dengan selamat sentosa walau ada segelintir kericuhan diluar
tadi.
Tanpa banyak fikir, Justin langsung sibuk menyalakan mesin mobilnya, dan Shara masih menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
Tak memakan waktu yang lama, mesin mobil nyala dan siap untuk dilajukan.
"Justin... Quickly!!" ucap Shara sambil ngintip dari ruas ruas jarinya ke arah Justin.
Justin yang mendengarnya menghadapkan wajahnya ke Shara, Justin membelai
rambut Shara perlahan lalu mengedarkan pandangan mata tajamnya ke semua
orang yang mengepung mobilnya dengan ricuh dan...
"CEKREK!" Beberapa flash kamera paparazi memotrenya, memotret Justin
dengan adegan yang tidak patut dicontoh, yang tak layak Justin tunjukan
dihadapan orang-orang terutama paparazi, Justin memberi jari tengahnya
kearah paparazi.
"Justin!" ucap Shara sambil menarik tangan Justin.
"What?" Ucap Justin sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit diatas normal.
"What did you do??" ucap Shara sambil melirik kebelakang mobil. Untung
mobil sudah terbebas dari jeratan flash kamera dan berhasil bernafas
lega.
"What did I do? I just got my middle finger up!!" ucap Justin sambil menendangkan bahunya dengan suara yang meninggi.
"It's not you, Justin! Where's ur attitude? so have u ever wanted to
give somebody the middle finger for no apparent reason? no? yeah, me
either, Justin!" ucap Shara sambil merenyitkan alis dan memicingkan
matanya.
"so why are you defending them huh? (Kenapa kamu membela mereka hah?)" ucap Justin sambil membalas picingan mata Shara.
"You're my girl, You have to defend myself, Shar. You're the only person
that knows why I made the decissions I made andit gets to me when
people think they know!" ucap Justin lagi sambil membuang padangannya
dari Shara.
Shara hanya melotot sambil memberi ekspresi muka yang tidak percaya ke arah Justin.
"I'm going to put my middle finger up because it shows that I give a fuck. Which I don't!" tambah Justin lagi.
"But you shouldn't do...."
"I dont even care if you start shit talking about me. Go ahead and say
whatever you want, Shar!" ucap Justin memotong ucapan Shara dengan
ucapan yang sedikiy menyayat hati perempuan yang duduk disampingnya.
Dan diri Shara sendiri kini terpaku diam membisu berjuta kilasan bahasa
saat Justin berucap rangkai kata yang terlontarkan dari mulutnya
sendiri.
Shara menghela nafas pendek lalu berfikir, mungkin Justin benar
seharusnya Shara menenangkan Justin bukan malah membuat Justin malah
riksuk dalam pikiran yang menggerogoti kepalanya.
"I'm sorry Justin" ucap Shara. Namun dalam hati.
***
Apa ada yang salah jika kita menyukai seorang manusia yang memiliki
hakikat sebagai 'artis'? Apa sangat sulit menyandang pacar seorang
'artis'? Apa sangat rumit menjadi isi hati Justin?
Tapi jika cinta sudah menggeruak sejati, cinta itu tidak pernah mengenal kata "menyerah" tetapi memperjuangkannya hingga akhir.
Walau sulit untuk diruakan, sulit untuk dikeluarkan, sulit untuk
dijelaskan, kejadian barusan membuat Justin dan Shara termenung dalam
diam, sepanjang jalan malam ini Justin dan Shara tidak membuka topik
pembicaraan apapun.
Justin, mata masih fokus pada ruas-ruas jalanan yang tidak begitu
dipadati kendaraan, sebelah tangannya mengendali stir dan sebelahnya
menopang keningnya, sedangkan Shara, matanya memandang kearah jendela
mobil, bukan memandang pemandangan atau sisi kota Los Angeles malam itu
melainkan menatap tatapan kosong memonitori semua kejadian demi kejadian
yang baru saja dialaminya dan tangannya masih mecoba menghalau rasa
sakit dikeningnya akibat benturan tadi.
"Shar?"
"Baby?" Ucap Justin sambil melirik sebentar ke arah Shara.
"Hemm??" jawab Shara mendehem kecil.
"Are you okey?" Tanya Justin lembut
"Hemm..." jawab Shara
"Are you mad?" ucap Justin
"No I'm not, I think, you who is mad" ucap Shara sambil membenarkan posisi senderan dijok mobil yang terus melaju.
"Hahah yeah I'm mad but now I cant be mad at you for a long period of time" ucap Justin sambil terkekeh kecil.
"Because you love me, don't you? Haha" balas Shara.
"You think? I'm sorry I was talking to you too Loudly" ucap Justin sambil tersenyum centil dan melirik ke arah Shara.
Tiba tiba Justin memberi lampu sen ke arah kiri lalu mendaratkan
mobilnya dipinggir ruang lingkup jalanan Los Angeles yang tidak
dilalulalang orang banyak.
"Justin? What are we doing here?" Ucap Shara sambil melirik wajah Justin
yang masih berantakan, masih tak teurai senyum dan masih terpancar
binar-binar kekesalan diwajahnya.
Justin yang mendengarnya menghadapkan posisi duduknya ke arah Shara, tersenyum lalu menghela nafas kecil.
"Forgive me? I don't want to go to home mad at you and you're mad at me" ucap Justin.
"No... I'm not mad anymore" ucap Shara.
"How about ur forehead?" Ucap Justin sambil menepuk pelan kening yang membiru.
Disisi lain, Shara yang dongok dihadapan Justin terdiam, mengangkat
sebelah alisnya dan menatap Justin heran lalu memiringkan kepalanya.
"Sick... A little bit" ucap Shara.
dihadapan Shara, Justin membalas tersenyum simpul dan dengan gerakan
1000 langkah Justin berhasil menarik cepat kepala Shara yang membuat
Shara menutup matanya seketika Justin mencium keningnya yang mememar
biru.
"It's a medicine for your forehead does not hurt anymore (itu obat
supaya keningnya ga sakit lagi)" ucap Justin sambil tersenyum.
"Does it still hurt?" tambah Justin.
"Hahaha it's not working" ucap Shara sambil mengerutkan bibirnya.
"Are you sure? Wanna kiss forehead again?" jawab Justin sambil menyentil hidung Shara dan mendekatkan wajahnya.
"Hahaha no!" jawab Shara sambil menjauhkan wajah Justin.
"Once is enough, your kissed forehead makes me better" jawab Shara sambil tersimpul senyum malu.
"One more?" ucap Justin sambil memperlihatkan ekspresi puppy facenya.
"Noooo! Haha" ucap Shara tertawa sambil menjawil pipi Justin halus.
Justin yang mendengarnya pun ikut tersenyum lalu menarik tubuh Shara dalam pelukannya.
Shara yang terarik pun pasrah, ia menopangkan dagunya di bahu Justin dan tangan Justin mengelus punggung Shara.
Mereka berpelukan berlawanan arah.
Shara memutarkan bola matanya, tidak mengerti kenapa Justin menarik tubuhnya sehingga membuat mereka berdekapan satu sama lain.
"All of my heart wish so much to hold you & protect you and show you
all the love in my heart, just for you, dear I promise I'll protect you
from fake world because I love you so much" ucap Justin sambil
mengeratkan pelukannya pada gadis pencuri hati yang sekarang akan
bertandang melawan dunia yang kejam.
"I never never never let you go" ucap Justin lagi.
Shara dibalik punggung Justin kini tidak sengaja meluncurkan setitik air mata dari pelupuhnya, lalu tersenyum.
"Yeah... Me too Justin" ucap Shara sambil bangun dari pelukannya didada Justin.
Justin tersenyum lalu membelai pipi Shara halus.
Shara pun tersenyum dan menyimpan telapak tangannya di atas tangan Justin yg menyampir pipinya.
"Go home now? I've been tired" ucap Shara.
Justin mengangguk lalu kembali membenarkan posisi duduknya dan menyalakan mesin mobil ranger rover kesayangannya.
Sebelum Justin melaju maju mobil, Justin kembali tersenyum ke arah Shara
lalu memngamit telapak tangan kirinya menggenggam telapak tangan Shara
dan membiarkan ruas ruas jarinya menyatu dan buai yang menyatu dalam
haru. Justin lebih memilih memindahi persneling dengan tangan kanan,
dari pada harus melepas genggaman tangan Shara.
Dua mata untuk satu pandangan dua tangan untuk satu genggaman dan dua
hati untuk satu tujuan... Ya cepat atau lambat dunia akan mengetahui
semuanya.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar