Sabtu, 26 Januari 2013

How To Love - Part 6

Re-post 
...:: How To Love ::... 
Part 6

Story by @BieberLSIndo


***

 
Perlahan langit yg menjadi background kota LA mengerak warna keemasan, bercampur dengan garis-garis kemerahan. Rupanya senja datang menjemput. Matahari mulai redup sinarnya.
Justin melajukan mobilnya dengan kecepatan normal, sedangkan Shara tengah asik bermain iphonenya dengan serius sambil berbincang bincang sambil menyeruakan canda tawa dibawah atap mobil Justin. Dua anak manusia ini sedang mengukir masa-masa mengesankan.

***

Setelah sampai dikediaman Justin, Shara langsung turun dan kembali membereskan tubuhnya dari linangan keringat, sedangkan Justin pergi kembali entah kemana, dia hanya ijin ingin bertemu temannya sebentar.
Sambil sesekali menguap menahan ngantuknya, Shara terus saja melakukan kegiatan yang dilakukan saat ia merasakan bosan, membaca novel sambil tidur-tiduran di atas kasur empuknya.
“KLAAP” tiba-tiba lampu kamarnya padam.
“AAAA!!!” teriak Shara panik.
Dia memang sedikit phobia sama yang namanya kegelapan. Shara tetap bertahan di atas kasurnya, berharap seseorang datang ke kamarnya, menjemput lalu membawanya menemukan titik cerah sinar yg membawa keterangan, matanya telah berkaca-kaca, tangannya memeluk erat gulingnya.
“Krekk”
“Justin? Kenny? Who's there?” Shara semakin merasa takut karena tidak ada respon untuknya, padahal ia merasa yakin ada yang membuka pintu kamarnya barusan. Shara yang ngerasa semakin parno kalo terus-terusan ada di kamar, keringat dingin telah mengguncur diwajahnya.
akhirnya ia memutuskan untuk turun dari kasurnya, sambil meraba-raba, ia mencari senter yang terletak di atas sebuah meja dipojokan kamar.
“Treek..” cahaya senter lumayan membuat rasa takutnya akan kegelapan berkurang sedikit. Tapi matanya tertumbu pada secarik kertasa berwarna pink, yang entah terletak di samping senter tersebut.

'Go downstairs, Please. Meet me in the garden. Someone who love you is waiting ♥'

Begitulah isinya, Shara mengernyit heran, dia tidak merasa kenal dengan tulisan ini. Diliputi rasa penasaran, Shara pun memberanikan diri untuk mengikuti perintah tulisan tersebut.
Sambil memegang senter di tangannya erat-erat, Shara perlahan demi perlahan turun ke lantai satu rumahnya. Entah perasaannya saja atau bukan, yang jelas Shara merasa suasana rumah Justin yg ia tempati saat ini sangat sepi. Shara langsung nyenter kemana-mana, sesampainya dia di halaman belakang .
“Close your eyes please...” seseorang yang ada di belakangnya, menutup matanya dengan sebuah kain.
“Justin?” tebak Shara. Tapi lagi-lagi tidak ada respon untuknya, yang ada orang tersebut malah menggandeng tangannya, membimbing dirinya untuk berjalan entah kemana.
Tiba tiba orang itu memberhentikan Shara lalu membuka kain yg terlampir menutup matanya.
Shara membuka matanya perlahan-lahan, mengerjap-ngerjap mencerna warna bokeh yg terurai dimatanya, namun dia tidak melihat apa-apa dan Justin pun tidak ada.
"Justin?"
"I'm here.." ucap seseorang dari belakang tubuhnya.
Shara memutar tubuhnya, speechless melihat Justin yang malam itu terlihat lebih tampan daripada biasanya, berdiri dengan senyum penuh pesona di depannya, sementara Shara sendiri hanya menggunakan baju tidur bermotif teddy bear dan rambut yang acak-acakan. Dan yang membuatnya semakin tidak berkutik adalah, pemandangan yang ia lihat di kolam renang rumah Justin, tengah dihias berpuluh-puluh lilin dengan hiasan mawar putih bunga, mengapung membentuk nama 'Shara' dan tanda 'love'.
Justin berjalan mendekat, Tangan kanan Justin meraih memegang dagu Shara dan tangan kirinya memeluk pinggang milik Shara. Shara melihat wajah Justin sangat dekat dengannya dan dia pun tersenyum melihat Shara, tersenyum dan menatap dengan dalam.
“If I'm Romeo, then you're Juliet. As long as I'm breathing I'll love you to death” ucap Justin berlutut di depan Shara sambil menyodorkan sebuket mawar putih untuknya.
Shara tersenyum, mukanya merona memerah, terkekeh geli melihat Justin seromatis ini.

Love me love me say that you love me Fool me fool me oh how you do me? Kiss me kiss me say that you miss me Tell me what you wanna hear, tell me you love me..

Justin mengelili Shara sambil bernyanyi, lalu Justin merangkul Shara dari belakang, dan mencium pipi Shara dari samping. Lagi lagi Shara tersenyum, lalu dia memutar badannya kehadapan Justin. Shara dan Justin bertatapan, matanya bertubrukan dalam-dalam.
"Tell me you love me, Shar.." Justin membisik di telinga Shara.
Pipi Shara pasti memerah.
Pasti.
Shara masih tetap diam, bingung akan berucap apa. Tangan Justin masih tetap di pingangg Shara, tapi tiba-tiba wajahnya mendekat, matanya masih melihat kearah Shara, dengan cepat Justin menngecup kening Shara.
Kedua tangannya merengkuh wajah Shara sambil memainkan rambutnya.
"Shara! I love you. You know I'll be your life, your voice, your reason to be my love my heart is breathing for this moment in time" dia tersenyum nakal.
"I'm tired of fighting, I want to be fought for. I'm tired of caring, I want to be cared for. I'm tired of being just me, I wanna be yours, Justin... I tell for many times, I do love you" ujar Shara tersenyum.
"You..what? You love who? I can't hear you, I'm sorry." ucap Jahil Justin.
"I love you." Jawab Shara lagi.
"You love who, Shara?"
"I love you! Please stop making fun of me, ok? I just love you, only you Mr. Bieber" Seru Shara, agak kurang sabar.
Justin langsung tersenyum, senyum sangat manis, senyum yg bisa mengecut hati wanita yg bisa mengguncang dunia.
Lalu Justin langsung memeluk Shara, dan Shara pun memeluknya. Tiba tiba Justin memeluk Shara sambil berputar-berputar.
"Aaaaa, stop Justin stop!" Teriaknya, kepala Shara agak sedikit pusing karena diajak berputar-putar sm Justin.
"Noooo, Shara I love you sooooo much! I promise, I never let you go, I swear to God!" Kata Justin, berikrar Janji.
"Yeah, I love you too, I never never let you go too Justin, okay? But now please stop! My head getting dizzy" ujar Shara sambil memukul bahu Justin.
"Oh, I'm sorry, I'm so sorry. Are you okay, my babe?" Tanya Justin.
Sekarang Justin rupanya sudah berani memanggil Shara dengan panggilan 'Babe'
"Hahahaha I'm okey" jawab Shara saat menginjakan kakinya ke bumi.

***

Setelah adegan di halam rumah Justin tadi, Justin dan Shara langsung duduk disebuah ayunan yang masih dihalam rumah Justin dan berhadapan dengan hamparan lampu-lampu kota LA yg menghiasi kota itu malam ini.
Shara tengah bersandar dibahu Justin dan Justin mengelus lembut puncak kepala Shara.
"i wish i was the water and you were the fish (aku harap aku adalah air dan kamu adalah ikan)" tiba tiba Justin berucap.
"why?" tanya Shara heran tanpa mengubah posisi duduknya.
"so you wont be able to live without me (jadi km tidak akan hidup tanpaku)"
"Hahahaha" Shara langsung bangun dari senderannya mengubah posisi duduknya menghadap Justin.
"Justin, you know I'm thinking about how afraid I am. You have so many fans, and I'm afraid that your fans won't like me." ujar Shara.
"Hey..listen, I will protect you Shara, no matter what. If they are my real fans, they will be happy when I'm happy" ucap Justin, dia menatap wajah Shara lekat saat mengucapkannya.
"I'm still afraid, I'm afraid will be miscommunication with you, when you have a tour" Justin keburu memegang bibir Shara dengan telunjuknya, mengisyaratkan untuk diam. "Just come on tour with me, shawty?"
"Okay then" shara tersenyum lalu kembali menumpuka kepalanya dibahu Justin.
"Justin, why do you do this again? I've been yours since this afternoon, haven't I? (Justin, knp kamu melakukan ini lagi? Aku sudah menjadi milikmu sejak sore ini, iya kan?)" ujar Shara.
"You said you wanted to me say love with a romantic situation, didn't you? And I will do that! I'm a romantic person, am not I? (Kamu bilang km pengen aku bilang cinta dengan situasi yg romantis, ya kan? Aku akan lakukan! Aku orang yg romantis kan?)" Jawabnya.
"Yes, you are. Thank you"
"Anytime"
Tiba tiba wajah Shara menjauh, Shara menatap Justin dan tersenyum nakal, tanpa permisi dia mengelitik pinggang Justin tanpa permisi, tawa Justin pecah, dan dia tetap mengelitik Justin. Mereka tertawa, berlari-lari disekitar taman, Justin mengejar Shara, mereka jadi seperti anak kecil. Justin berhasil menangkap Shara dalam perangkap dan melingkarkan tangannya di pinggang Shara dari belakang.
Dia berbisik
"You know, you make my day, my wonderful day, and I knowrite now, how lucky I am to have you, Shara my princess" ditelinga Shara.
"Really? Love you Justin, I'm the luckiest girl cos I already had you" bisik Shara menjawab Justin.
Tiba tiba Justin kembali mengelitik pinggang Shara sambil tertawa nakal.
"Hahahahahahaha please stop Justin. Stop!!!"
"Kiss me first" ucap Justin.
"Noooooo, Justin please? Stop?"
"Kiss me and I'll stop, Shar" katanya
"Okey!"
Shara menyerah, Justin memutar badannya menghadap Shara, mencoba mendekati badannya kebadan Shara. Shara terlihat grogi, lalu dia menyimpan tangnnya di pipi Justin, dan Justin merengkuh pinggang Shara halus.
"I love you" kata Shara sambil mengecup pipi Justin cepat.
"I love you too." balasnya.
Mereka berpandangan cukup lama, tangannya masih melingkar di pinggang Shara, matanya tidak berhenti menata bola mata milik Shara.
"Okey, it's already night" kata Shara memecah keheninga.
"you must be so tired, I know you need some rests" tambahnya.
"Oh hehehe, so you wanna come in?" kata Justin.
"Okey" justin langsung menggenggam tangan Shara kedalam rumah.

***

"Night babe, I'll meet you tomorrow, okay? Don't miss me, Shar" ucap Justin didepan kamar Shara.
"so funny" jawab Shara datar.
"awww, don't be mad baby"
"okaaayy, good night, Justin" jawab Shara sambil menguap.
"sleep tight, okay? I love you and I'll miss you, Shar.."
Tangannya mengelus rambut Shara, matanya masih memandang Shara, lalu Justin mengecup kening Shara untuk berjuta juta kalinya, lumayan lama kemudian dia memeluk Shara.
"I love you too, Justin"
Malam ini, hari ini, ditutup dengan berjuta kebahagian di hati Justin dan Shara. Semoga kebahagian ini akan terjalin tanpa ada pihak-pihak lain yg mengganggu.

***

Sunday, June 12 2011

Seminggu. Sudah seminggu ini dunia Shara dan Justin dipenuhi gemerlap canda tawa, dipenuhi perhatian dari kesetiap sisi yg mereka berdua lakukan bersama, tanpa terasa setiap menitnya Justin membuat Shara sempurna begitu pula sebaliknya.
Shara mengerucutkan bibirnya, dipandangnya cerminan dirinya dibalik meja rias yg memantulan seorang Shara yg tengah bersiap merapihkan bajunya, tak lama kemudian seseorang merengkuh tubuhnya dari belakangan dan merebahkan dagu tepat di bahu Shara, serontak membuat Shara tersentak kaget.
“You're going to school, aren't you?”tanya seorang laki laki yang memeluknya dari belakang.
“It's Sunday Justin, I won't go to school” ujar Shara sambil merapihkan rambutnya.
"Oh yes I know..."
"Stupid haha I will go to my friends home" ucap Shara terkekeh kecil.
"What? You called me stupid? Okey stupid it's better than fat" ujar Justin sambil mencubit perut Shara yg sukses membuat Shara meringgis dan menoleh protes akan ejekan Justin, Shara kan seorang wanita hal yang wajar jika dia tersinggung kalo dikatain berlemak alias gendut, cewe kan paling sensitif sama deretan huruf berlafal ‘G-E-N-D-U-T’
“Oh ya? If I'm fat why do you like me?” kini giliran Shara yang mengejek Justin.
“Because...”
Shara melipat tanganya didada sambil menyipitkan matanya menunggu jawabnya pemuda yg kini menatapnya.
“Because what, stupid?”ujar Shara seraya berlari menjauh sambil menjulurkan lidahnya, Justin sontak mengejar Shara.
“Isssh! Sharaaaa! Here, I go! If I get you, you have to kiss me!” ujar Justin berlari mengejar Shara.
“Aaaa heeeelp, I'm afraid!!”ejek Shara seraya tertawa puas.
“Sharaaaaaaa…..!!!”
“Aaaaaaaa…..” teriak Shara yang masih berlari dikejar Justin mengelilingi sofa hijau pekat yang terletak di depan LED TVnya, mungkin kejar kejaran takkan berhenti sampai malam jika Justin tidak berhasil menangkap tubuh Shara, seraya menangkap tubuh Shara dari belakang Justin membalik tubuh Shara dan menatapnya lekat membuat tubuhnya lebih merapat dengan Shara, dia mencondongkan wajahnya, Shara menatapnya gusar ini memang bukan yang pertama kali Justin berlaku seperti ini, tiba tiba tubuh mereka menjauh seketika gara-gara seseorang membuka pintu kamar Shara tanpa permisi, membuat Justin dan Shara menjauhkan diri satu sama lain, canggung.
“Oh Justin, you are here!”ujar Kenny yang merenggah pintu kamar Shara.
"Yeah.. Kenny what's up?" ujar Justin sambil menggaruk rambutnya yg tidak gatal.
"Cmon we have to go to studio" ujar Kenny.
"Oh yaa.. Wait a minutes" ujar Justin.
"Shar.. I have"
"Yes I know, just go. I will go outside too" ucap Shara memotong ucapan Justin.
"Heemm okey okey, take care babe, love ya" ujar Justin sambil melangkah keluar kamar.
"Byeee" ucap Shara sambil kembali membereskan penampilannya.

***

Jam sudah menunjukan pukul 3sore, Shara, Agatha dan teman-teman yg lain sudah mengahabiskan waktu sekiranya 5 jam dikediaman Devon, teman sekelas mereka, mereka bercanda gurau sambil mengerjakan beberapa tugas kelompok yg mereka miliki.
"Finally! The task's doneeee!" ujar Shara sambil mengangkat tangannya yg terasa pegal keatas.
"Sooo can i go home now?" ujar Agatha sambil membereskan beberapa lembar kerja yg berserahan disebuah bentangan karpet bercorak lembik coklat.
"Yes, you can" ujar Devon.
"So, Shar, do you wanna go home with me?" Tanya Agatha.
"Ha? Emm.. Wait wait..." Shara langsung melangkah jauh dari tempat teman-temannya, menekan tombol 'call' saat menemukan nama 'Justin <3' di layar iphonenya.
"Hallo?"
"Shara?"
"Hemm" shara mendehem.
"Where r u?" Ucap Justin
"Still at Devon's, what's up?"
"Have you done? I want pick you up" ucap Justin.
"Yes, I have but you don't have to pick me up I will go home with agatha"
"Who?"
"A-g-a-t-h-a" Shara mengeja nama sahabatnya pelan-pelan.
"No no no. I'm your boyfriend, I have to protect you, okey? Wait me there and text me where you are now"
Shara menghela nafas mendengar sikap Justin yg terlalu berlebihan terhadapnya.
"Okey" jawabnya singkat lalu menutup sambungan telfonya dan kembali mendekati teman-temannya.
"Agatha.. Emm I don't go home with you, someone will pick me up"
"Okey, I go first" ucap Agatha lalu berlalu pulang bersama teman-teman yg lain.

***

Sore ini Shara menunggu Justin di depan rumah Devon, tempat dirinya dan teman-temannya mengerjakana kelompok. Justin yang ditunggunya dari setengah jam lalu masih belum juga datang, Shara kembali memainkan iphonenya.
“Shar?”ujar seseorang, Shara mendongkang dan mendapati laki laki berparas oriental ada didepannya, wajah yang tak asing lagi untuknya
“Eh, von"
“Haven't picked?"
“Not yet”jawab Shara singkat
“May I sit here??”tanya Devon sambil memegang kursi kayu didepannya.
"Absolutely yes, this is ur house Devon" ucap Shara mengangguk, dan Devon langsung menarik halus kursi itu. Duduk berdua berhadap-hadapan dengan seseorang yang belum terlalu akrab denganya membuat Shara gugup.
Devon menatap Shara dalam diam, dia tersenyum tipis melihat tingkah Shara yang gugup.
“Devon!” Panggil Shara.
lamunan Devon buyar dia ga nyadar kalo sedari tadi dia asik memperhatikan Shara. Tanpa sengaja Shara menjatuhkan beberapa kertas yg sedari tadi ia genggam.
Dengan sadar Shara dan Devon menjulurkan tangannya mengambil beberapa lembaran kertas yg berserakan dan tanpa sengaja tangan mereka menyentuh lemabaran kertas yg sama.
Sentuhan halus jari Devon di tangan Shara sontak membuat saraf yang ada tanganya Shara menegang, bukan karena sakit tapi ada rasa yang aneh yang tiba tiba menyeruak.
“Teeeeet” tiba tiba sebuah klakson mobil menyeruak nyaring tak jauh dari tempat Shara dan Devon yg membuat Shara dan Devon menoleh dilihatnya, sebuah mobil hitam dengan gagah berhenti menatap mereka.
Devon langsung melepaskan tangannya dari tangan Shara, suasana langsung canggung.
"I go home, thanks!" Ujar Shara sambil berdiri meninggalkan Devon.

***

"Hai!" Ucap Shara sambil membenarkan posisi duduknya seraya memasuki mobil yg sudah datang menjemput dan dipacu oleh sesosok manusia yg paling ganteng sejagat raya, Justin Bieber.
"Who's that boy?" Ucap Justin sambil menaikan sebelah alisnya dan menyoroti kedua matanya kearah Shara lekat-lekat.
Shara langsung menatap jendela dan mendapati punggung Devon yang semakin menjauh dan hilang di balik pintu rumahnya.
"Oooh he's devon, who has this house" ucap Shara.
"Oooh"
"Why?"
"Nope."
"Okey"
"Can you see me?" Ujar Justin sambil memukul pelan stir mobilnya.
"What?" Tanya Shara datar.
"Yeaaaah can you see me that I'm jealous? I saw you over there with him" Tanya Justin.
"Justin? Hahahahahaha its so funny!!" Ujar Shara terkekeh geli.
"What's funny?"
"Yeeah the way you're jealous of me?"
"Shara.. You know I..."
"Justin... Sssst" Shara menyimpan telunjuknya dibibir Justin, menghentikan untaian kata yg akan Justin keluarkan.
"Justiiiiiiin! Listen to me, he's just my friend, don't be jealous with me okey? Cos I promise I never cheat you, Ne-ver!" Ucap Shara yg memberi penekanan disetiap kata-katanya.
Justin terdiam, terpaku mendengar ucapan kekasihnya, akhirnya senyum lega ia hiasin bibirnya, harusnya dia tidak pernah berpifir apapun tentang Shara, harusnya Justin percaya kalo Shara tidak akan mengecewakannya.
"Hem okey! Lest goooo!" Ucap Shara sambil menjawil halus pipi Justin.
Justin tersenyum lalu kembali dengendarai mobilnya diatas aspal jalanan sore itu.

***

Justin mendaratkan mobilnya disebuah pelantaran sebuah cafe, cafe yg sepertinya sedang diramaikan oleh para pengunjung yg datang. Shara menatap setiap sudut pusat perbelanjaan ini, dia memikirnya sesutau, sepertinya tempat ini tidak cukup baik untuk hang out.
"Justin? Why are we here?" Kata Shara.
"I want drink coffe, cmon" ucap Justin melepas kunci mobilnya lalu turun dari dalam mobil sambil membenarkan penampinalnya yg tertutup.
Lagi lagi Shara hanya menghela nafas dan untuk berjuta juta kalinya, ia berharap ini tidak terbongkar.

***

"What do you want?" Tanya Justin.
"Emm... choco late" ucap Shara sambil membulak balik menunya.
"One choco late, one green tea late and 2 brownis strawberry, just wait minutes" ucap sang waiter yg lalu beralih menyiapkan pesanan.
Setelah makanan dan minuman yg Shara dan Justin pesan, seperti biasa cafe itu serasa milik berdua, tanpa memikirkan pengunjung lain Shara dan Justin tertawa sempurnya, bercanda bergurau dan melakukan hal-hal konyol.
Tiba tiba saat Shara sedang menyeruput minuman yg dipesannya, ia menangkap sesosok lelaki, lelaki yg duduk disebelah mejanya, sedang terpaku melakukan gerak-gerak yg aneh, seperti mengintai Shara dan Justin.
"Justin.." Shara memanggil namanya dengan hati-hati.
"yes, baby?" Kata Justin sambil menyuap makanannya.
Shara mendekatkan badannya kearah Justin, dan berbisik di telinganya.
"I think he's looking at us" Justin menurunkan letak kacamatanya sedikit agar ia bisa melihat dengan jelas.
"Which guy?" Tanya Justin
"This guy, beside me?" Kata Shara sambil mengarahkan telunjunya kearah lelaki itu perlahan.
"You know what, Shar? I think it's time to let the world knows about us." Ucap Justin sambil tersenyum miring.
"Seriously, what are you talking about? What do you mean with 'the world, huh?" Muka Shara berubah serius, tapi Justin tetap tersenyum-senyum gak jelas.
"He's a paparazzi. Covered your face as we walk out from this cafe, ok?" Justin kembali memakai kacamata hitamnya, dan Shara hanya mengangguk dan membiarkan rambutnya menutupi samping mukanya.
Justin langsung mengambil tangan Shara dan menariknya pelan, dan benar saja lelaki itu tiba tiba mengeluarkan jepretan sinar flash dari cameranya. Justin mengabaikan paparazzi itu, tangannya tetap merangkul Shara dan kepalanya menunduk. Shara pun mengikutinya, Shara melingkarkan tangannya di pinggang Justin dan ternyata, diluar sudah ramai oleh paparazzi. Kayanya seluruh paparazzi dari seluruh dunia sedang berkumpul disana. Mereka langsung berlari beramai-ramai mengepung Shara dan Justin, mereka tidak berhenti memotret mereka setiap gerakan, blitz kamera mulai membuat Shara pusing, dan Justin tidak melepaskan pelukannya di pinggang Shara, badannya menghalangi Sharadari kerumunan paparazzi itu, kepalanya seolah memeluk muka Shara. Sampai pada akhirnya, seorang paparazzi menubruk Shara, kameranya membentur kepala Shara keras. Shara benar-benar lemas, hampir terjatuh tapi tangan Justin memegangnya kuat.
"Baby, hold on! Please, hold on.." Katanya sambil membopong Shara.
Shara bisa mendengar samar-samar Justin berteriak kepada seorang paparazzi, mungkin yang tadi menubruknya.
"GO AWAY, DUDE! DON'T YOU TOUCH MY GIRLFRIEND! GO AWAY I SAID!!" Teriak Justin dengan keras.
Justin? Berteriak kepada paparazi? Girlfriend? Apa ini saatnya penjuru dunia tau? Apa ini saatnya nama Shara ikut terbawa terkenal setelah berhasil menyandang sebagai pacara Justin Bieber?

***

"GO AWAY, DUDE! DON'T YOU TOUCH MY GIRLFRIEND! GO AWAY I SAID!!" Teriak Justin. lagi.
Shara yg masih hiber dalam kericuhan para wartawan yang mengapung dirinya dan Justin terus menutupi wajahnya dengan belaian rambut hitam yg terurai, Justin sendiri sibuk mendekap Shara, mengamit peri hatinya, menjaga agar tidak disentuh siapapun selain dirinya.
"DONT YOU GUYS KNOW HOW TO STAY AWAY FUCK FROM MY GIRL?" Ucap Justin lagi, lagi, dan lagi. Untuk kesekian kalinya memakai penekanan suara yang begitu nyaring dikendang telinga setiap insan.
"Justin ssst calm down" ucap Shara yang sebisa mungkin Shara menenangkan kekasihnya.
Dan Sebisa mungkin pula Shara terus menutupi wajahnya dari kejamnya ricuh ini, sebisa mungkin Shara memeluk pinggang Justin erat-erat agar tidak terpisahkan jarak ruang sedikit pun.
Keadaan semakin kacau, beberapa security cafe sudah datang menghalau kericuhan ini tapi nyatanya nihil, keadaan ini semakin berkoar menyala nyala saat beberapa pengunjung mengetahui keadaan Justin disana.
"BIEBEEEER! I LOVE YOU SO MUCH!"
"JUSTIN! JUSTIN!"
"OH MY BIEBER!"
"WHO THE HELL IS SHE??"
Begitulah beberapa teriakan wanita wanita penggila artis yang berasal dari Youtube ini, mereka terus mencoba meraih Justin, berteriak membuat keadaan tidak terkendali lagi, ditambah hiruk pikuk paparazi paparazi yang terus menjepretkan kilasan flash kamera disetiap gestur gerak yang Shara dan Justin perbuat.
Namun itu semua tidak lagi dipedulikan Shara dan terutama Justin, Justin terus memasuki ruas ruas jarinya dijari Shara, memegangnya erat, kanan tangannya tersampir dibahu Shara yang membawa kepala Shara jatuh didada kiri Justin.
Beberapa langkah sebelum meraih mobil yang ada di ujung parkir valet, suara dentaman benda keras berbunyi,
"PTAK!" Dengan keras suara itu menyaring, ternyata suara yang bersumber saat wajah Shara mengangkat, ingin memandang jalanan kedepan namun sayang tidak bernasib baik, kening kepalanya terbentur ujung kamera seorang wartawan.
Justin yang sadar akan kejadian itu langsung menghentikan langkahnya, menoleh kearah kirinya, menemukan kepala Shara yang sedikit memar biru.
"ARE YOU..." ucapan Justin seketika berhenti karena Shara mencengkram telapak tangan Justin yg sudah mengepal keras. Justin melirik ke arah Shara lalu menghela nafasnya panjang.
"Justin.. I'm okey" ucap Shara lembut sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Dikala emosinya benar benar sudah di ujung ubun ubun yang benar benar sudah menggoyakan emosinya, Justin langsung larut oleh ucapan Shara barusan.
Dengan cepat Justin kembali berjalan dan masih tetap menjaga setiap nafas yang bergulir dari diri Shara, dengan setenang mungkin ia melangkahkan kakinya kearah mobil yang sudah beberapa jengkal dihadapannya.
Setelah sampai di depan sebuah mobil yang sudah gagah terparkir di ujung lapak parkir valet cafe, Justin langsung membukakan pintu mobilnya untuk Shara dengan cepat lalu kembali memasuki mobil dibagian kendali stir.
Akhirnya kini mereka bisa melepas nafas lega setelah berhasil masuk ke dalam mobil dengan selamat sentosa walau ada segelintir kericuhan diluar tadi.
Tanpa banyak fikir, Justin langsung sibuk menyalakan mesin mobilnya, dan Shara masih menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
Tak memakan waktu yang lama, mesin mobil nyala dan siap untuk dilajukan.
"Justin... Quickly!!" ucap Shara sambil ngintip dari ruas ruas jarinya ke arah Justin.
Justin yang mendengarnya menghadapkan wajahnya ke Shara, Justin membelai rambut Shara perlahan lalu mengedarkan pandangan mata tajamnya ke semua orang yang mengepung mobilnya dengan ricuh dan...
"CEKREK!" Beberapa flash kamera paparazi memotrenya, memotret Justin dengan adegan yang tidak patut dicontoh, yang tak layak Justin tunjukan dihadapan orang-orang terutama paparazi, Justin memberi jari tengahnya kearah paparazi.
"Justin!" ucap Shara sambil menarik tangan Justin.
"What?" Ucap Justin sambil melajukan mobilnya dengan kecepatan sedikit diatas normal.
"What did you do??" ucap Shara sambil melirik kebelakang mobil. Untung mobil sudah terbebas dari jeratan flash kamera dan berhasil bernafas lega.
"What did I do? I just got my middle finger up!!" ucap Justin sambil menendangkan bahunya dengan suara yang meninggi.
"It's not you, Justin! Where's ur attitude? so have u ever wanted to give somebody the middle finger for no apparent reason? no? yeah, me either, Justin!" ucap Shara sambil merenyitkan alis dan memicingkan matanya.
"so why are you defending them huh? (Kenapa kamu membela mereka hah?)" ucap Justin sambil membalas picingan mata Shara.
"You're my girl, You have to defend myself, Shar. You're the only person that knows why I made the decissions I made andit gets to me when people think they know!" ucap Justin lagi sambil membuang padangannya dari Shara.
Shara hanya melotot sambil memberi ekspresi muka yang tidak percaya ke arah Justin.
"I'm going to put my middle finger up because it shows that I give a fuck. Which I don't!" tambah Justin lagi.
"But you shouldn't do...."
"I dont even care if you start shit talking about me. Go ahead and say whatever you want, Shar!" ucap Justin memotong ucapan Shara dengan ucapan yang sedikiy menyayat hati perempuan yang duduk disampingnya.
Dan diri Shara sendiri kini terpaku diam membisu berjuta kilasan bahasa saat Justin berucap rangkai kata yang terlontarkan dari mulutnya sendiri.
Shara menghela nafas pendek lalu berfikir, mungkin Justin benar seharusnya Shara menenangkan Justin bukan malah membuat Justin malah riksuk dalam pikiran yang menggerogoti kepalanya.
"I'm sorry Justin" ucap Shara. Namun dalam hati.

***

Apa ada yang salah jika kita menyukai seorang manusia yang memiliki hakikat sebagai 'artis'? Apa sangat sulit menyandang pacar seorang 'artis'? Apa sangat rumit menjadi isi hati Justin?
Tapi jika cinta sudah menggeruak sejati, cinta itu tidak pernah mengenal kata "menyerah" tetapi memperjuangkannya hingga akhir.
Walau sulit untuk diruakan, sulit untuk dikeluarkan, sulit untuk dijelaskan, kejadian barusan membuat Justin dan Shara termenung dalam diam, sepanjang jalan malam ini Justin dan Shara tidak membuka topik pembicaraan apapun.
Justin, mata masih fokus pada ruas-ruas jalanan yang tidak begitu dipadati kendaraan, sebelah tangannya mengendali stir dan sebelahnya menopang keningnya, sedangkan Shara, matanya memandang kearah jendela mobil, bukan memandang pemandangan atau sisi kota Los Angeles malam itu melainkan menatap tatapan kosong memonitori semua kejadian demi kejadian yang baru saja dialaminya dan tangannya masih mecoba menghalau rasa sakit dikeningnya akibat benturan tadi.
"Shar?"
"Baby?" Ucap Justin sambil melirik sebentar ke arah Shara.
"Hemm??" jawab Shara mendehem kecil.
"Are you okey?" Tanya Justin lembut
"Hemm..." jawab Shara
"Are you mad?" ucap Justin
"No I'm not, I think, you who is mad" ucap Shara sambil membenarkan posisi senderan dijok mobil yang terus melaju.
"Hahah yeah I'm mad but now I cant be mad at you for a long period of time" ucap Justin sambil terkekeh kecil.
"Because you love me, don't you? Haha" balas Shara.
"You think? I'm sorry I was talking to you too Loudly" ucap Justin sambil tersenyum centil dan melirik ke arah Shara.
Tiba tiba Justin memberi lampu sen ke arah kiri lalu mendaratkan mobilnya dipinggir ruang lingkup jalanan Los Angeles yang tidak dilalulalang orang banyak.
"Justin? What are we doing here?" Ucap Shara sambil melirik wajah Justin yang masih berantakan, masih tak teurai senyum dan masih terpancar binar-binar kekesalan diwajahnya.
Justin yang mendengarnya menghadapkan posisi duduknya ke arah Shara, tersenyum lalu menghela nafas kecil.
"Forgive me? I don't want to go to home mad at you and you're mad at me" ucap Justin.
"No... I'm not mad anymore" ucap Shara.
"How about ur forehead?" Ucap Justin sambil menepuk pelan kening yang membiru.
Disisi lain, Shara yang dongok dihadapan Justin terdiam, mengangkat sebelah alisnya dan menatap Justin heran lalu memiringkan kepalanya.
"Sick... A little bit" ucap Shara.
dihadapan Shara, Justin membalas tersenyum simpul dan dengan gerakan 1000 langkah Justin berhasil menarik cepat kepala Shara yang membuat Shara menutup matanya seketika Justin mencium keningnya yang mememar biru.
"It's a medicine for your forehead does not hurt anymore (itu obat supaya keningnya ga sakit lagi)" ucap Justin sambil tersenyum.
"Does it still hurt?" tambah Justin.
"Hahaha it's not working" ucap Shara sambil mengerutkan bibirnya.
"Are you sure? Wanna kiss forehead again?" jawab Justin sambil menyentil hidung Shara dan mendekatkan wajahnya.
"Hahaha no!" jawab Shara sambil menjauhkan wajah Justin.
"Once is enough, your kissed forehead makes me better" jawab Shara sambil tersimpul senyum malu.
"One more?" ucap Justin sambil memperlihatkan ekspresi puppy facenya.
"Noooo! Haha" ucap Shara tertawa sambil menjawil pipi Justin halus.
Justin yang mendengarnya pun ikut tersenyum lalu menarik tubuh Shara dalam pelukannya.
Shara yang terarik pun pasrah, ia menopangkan dagunya di bahu Justin dan tangan Justin mengelus punggung Shara.
Mereka berpelukan berlawanan arah.
Shara memutarkan bola matanya, tidak mengerti kenapa Justin menarik tubuhnya sehingga membuat mereka berdekapan satu sama lain.
"All of my heart wish so much to hold you & protect you and show you all the love in my heart, just for you, dear I promise I'll protect you from fake world because I love you so much" ucap Justin sambil mengeratkan pelukannya pada gadis pencuri hati yang sekarang akan bertandang melawan dunia yang kejam.
"I never never never let you go" ucap Justin lagi.
Shara dibalik punggung Justin kini tidak sengaja meluncurkan setitik air mata dari pelupuhnya, lalu tersenyum.
"Yeah... Me too Justin" ucap Shara sambil bangun dari pelukannya didada Justin.
Justin tersenyum lalu membelai pipi Shara halus.
Shara pun tersenyum dan menyimpan telapak tangannya di atas tangan Justin yg menyampir pipinya.
"Go home now? I've been tired" ucap Shara.
Justin mengangguk lalu kembali membenarkan posisi duduknya dan menyalakan mesin mobil ranger rover kesayangannya.
Sebelum Justin melaju maju mobil, Justin kembali tersenyum ke arah Shara lalu memngamit telapak tangan kirinya menggenggam telapak tangan Shara dan membiarkan ruas ruas jarinya menyatu dan buai yang menyatu dalam haru. Justin lebih memilih memindahi persneling dengan tangan kanan, dari pada harus melepas genggaman tangan Shara.
Dua mata untuk satu pandangan dua tangan untuk satu genggaman dan dua hati untuk satu tujuan... Ya cepat atau lambat dunia akan mengetahui semuanya.


***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar