Sabtu, 26 Januari 2013

How To Love - Part 1

Re-post
...:: How To Love ::...
Part 1
Story by @BieberLSIndo


***


Malam ini, di Jakarta sebuah kota besar di Indonesia terasa sangat dingin. Udara dingin ini kian merasuki ruas-ruas membran sel dikala hujan terus mengalir dari langit tak bercahaya, sepertinya air mata awan ini bertugas untuk membasahi Jakarta dan sekitarnya yang sudah mengering karna sudah lama tidak dihampiri rintikan air hujan.
Yang lalu biarlah berlalu, kejadian ini memang sudah terjadi, kejadian yang yang dimonitori oleh sang pencipta, tapi sesosok gadis cantik dengan warna kulit langsatnya tidak berhenti mengeluarkan air mata yang kini duduk terdiam di pojok bibir kasur kamarnya yang lapang.
Memori itu selalu berputar, menari-nari dibenaknya mengingatkan kronologi kecelakaan maut yang telah merenggut Ibunda tercintanya.
“Shara...” Tante Dian menyapa Shara, gadis yg sedari tadi menangis.
Shara mengangkat wajahnya. Matanya sembap, bengkak besar layaknya sebuah jeruk. Tante Dian menghela nafas, melangkah kecil sambil melirik dengan tatapan prihatin dengan kejadian yang sudah menimpa keponakan cantik di hadapannya.
“Shar, jangan nangis terus dong. Bunda sekarang udah disurga bersama Tuhan” ucap lirik Tante Dian sambil membelai lembut rambut keponakannya.
"Ntar bunda jadi ga tenang kalo Shara terus-terusan nangisin bunda, ini udah jalan Tuhan, toh semua manusia di dunia ini akan pulang kepada-Nya" ucapnya lagi.
Shara meredakan isak tangisnya dan menatap kedua mata Tante terdekatnya.
"Udah ah jangan nangis terus, percaya deh bunda bahagia disana, Shara jadi jelek loh kalo nangis" ucap Tante Dian menghibur Shara seperti menghibur anak tk.
“makasih tante..” Shara bergumam dan mengangguk pelan.
Tante Dian menepuk pelan rambut halus gadis itu lalu memeluknya.
"Sekarang kita makan yah? Shara kan belum makan dari pagi" ucap sang Tante.
Shara hanya mengangguk pelan sambil menghapus gerlingan air mata di pipinya dan beranjak melangkah diringi Tante Dian.

***

Shara Syafira, sudah terlihat dari namanya saja gadis ini adalah orang Indonesia asli tulen pulen. Gadis yg terpisah jarak dengan ayahnya yg sudah bercerai dengan sang bunda sejak dirinya umur 10 tahun. Shara memliki rambut ikal yg bisa dibilang panjang, matanya berwarna hitam pekat dan badannya langsing namun tidak terlalu tinggi. Gadis berumur 16 tahun ini bersekolah di Jakarta International High School, yg bisa dibilang salah satu sekolah terkenal di Indonesia.

***

“Shara, kamu mau makan apa?” tanya Tante Dian pelan.
"Makasih tante, aku bisa ambil sendiri" ucap Shara sambil mengambil lauk pauk yg sudah tersedia di atas meja makannya.
“Tante ga makan?” Shara bertanya seraya mengunyah potongan ayam dimulutnya.
"Tante udah makan" ucap Tante Dian dari hadapan Shara.
Tak ada yang sangka, gadis ini akan mendapatkan cobaan seberat ini, ditinggal ibunda ke alam yg berbeda sedangkan ayahnya kini sudah 2 tahun tak kunjung menemui Shara lagi.
“Tante..” Shara memanggil adik dari almarhumah ibundanya.
“kenapa ?” Tante Dian tersenyum kepada Shara menghilakan semua lamunannya.
“Shara mau....mau pindah...” Shilla menghela nafas pelan.
"Maksudnya?“ Tanya heran Tantenya.
"Aku...aku mau ketemu ayah"
“maksudnya ikut ayah pindah ke Los Angeles?” tanya Tante Dian.
“Iya..”
“jangan kesana kalo kamu ga tau apa-apa, Shara..Shara kan bisa tinggal sama Tante di Bandung?” penolakan besar dari jawaban Tantenya menghantam Shara.
Shara memang tahu hidup Tantenya yang sangat mewah, dia adalah Wanita Bisnis yg muda dan belum menikah.
"Tapi aku ingin tinggal bersama ayah kandungku, tan... Aku rindu" jawab Shara sambil menyimpan sendok dan garpu diatas piringnya.
"Yaudah kalo emang itu mau kamu, nanti coba tante hubungi ayah kamu" seru Tante Dian.
“Makasih tante, aku ngantuk aku tidur duluan ya tante..” kata Shara tersenyum pelan sambil beranjak meninggalkan kursinya.
“pokoknya kalau ada apa apa, panggil tante aja ya ..” teriak Tante Dian yg masih duduk di meja makan.
Shara mengangguk pelan.

***

Sendiri, seorang diri di sebuah kamar pribadinya yg gelap dan sepi.
Shara mengambil sebuah bingkai foto yang cantik diatas meja sebelah kasurnya. Sebuah foto yg tersangkut di dalam bingkai itu tergeletak di tangannya. Ia menatap penuh foto itu, foto kedua orang tua dan Shara di Singapore.
Tak terasa, rintikan air itu menetes tanpa permisi lagi, air mata sudah terlanjur jatuh dari pelupuk matanya. Dan sekarang, Ia hanya ingin menemui Ayahnya, Wilson Lucas untuk mengabarkan bahwa bunda nya atau istri yg ia tinggalkan telah meninggal dan ia akan meminta ayahnya untuk tinggal bersamanya.
Shara menggenggam bingkai itu kuat sangat kuat,
“Dad.. Walaupun daddy ada di kota ratu dari para malaikat (re: Los Angeles).. Aku ingin bersama Daddy..”

***

Ini hari pertama Shara kembali ke sekolah, sejak saat hari dimana nyawa sang ibunda diambil kembali oleh Tuhan. Mengenakan seragam seperti biasanya, kemeja putih dan rok kotak-kotak berwarna merah. Rambutnya sudah rapih dengan kunciran kuda yg berpita, tas gendongnya dan flat shoes hitamnya pun sudah dikenakan.
Shara berjalan keluar kamar, menghampiri tantenya yg sudah menunggunya di meja makan untuk sarapan.
"Pagi cantik, ayo sarapan dulu.. Hari ini tante anter kamu kesekolah ya" sambut Tante Dian saat dirinya menduduki sebuah bangku di meja makan.
"Iya tante..." jawab Shara tersenyum dan mengambil selembar roti berselai coklat.
Dua potong roti telah dilahapnya habis, segelas susu putih juga sudah diteguknya habis tak tersisa.
Setelah sarapannya selesai, Shara beranjak menuju mobil yg sedari tadi dipanaskan Tante Dian untuk mengantarnya ke sekolah.
Tiba-tiba suara televisi diruang tengah terdengar sangat hiruk pikuk, menggoda Shara untuk menghampirinya sebentar.
"Kedatang artis fenomenal kita, Justin Bieber ke Indonesia kini sudah diperbincangkan masyarakat khususnya para Beliebers atau sapaan untuk para Fans Justin, seperti yg kita tahu saat kedatangan manager dan promoter Justin, Scooter Braun dan Wilson Lucas telah sampai di Indonesia tadi malam, mendahului sang artis..." ucap pembawa acara dengan tangkas.
"What??? Wilson Lucas? My dad..." seru Shara cengang saat nama ayahnya disebut oleh sang pembawa acara.
"Sharaaaaa, cepet nanti terlambat!" panggilan Tante Dian membuyarkan lamunan sesaatnya, Shara teringat ia harus pergi ke sekolah Untuk menunaikan kewajibannya sebagai pelajar, Shara segera berlari menuju mobil Tantenya.

***

"Nyampe deh, jadi ntar kamu mau tante jemput atau..."
"Ga usah tante makasih hehe, aku mau pulang bareng temen-temen" ucap Shara memotong ucapan Tante Dian.
Mobil sedan hitam Tante Dian kini sudah berhenti di depan lobby Jakarta International High School, sudah terlihat pula murid yg berdatangan.
Shara langsung menggendong kembali tasnya.
"Okey, hati hati ya sayang.." balas Tante Dian.
"Dah tante.." jawab Shara bergegas keluar mobil.

***

Rindu sekali, Shara rindu melihat gedung tinggi, halaman luas, lingkungan rapih dan bersih milik sekolah tercintanya. Murid-murid silih berganti memandang Shara sambil tersenyum, lalu Shara pun tersenyum kembali menatap mereka.
Dengan percaya diri dan santai Shara berjalan masuk ke sebuah koridor yg cukup panjang. Sambil merapihkan sedikit seragamnya, Shara berjalan menelusuri koridor sekolah menuju kelasnya yg berada di ujung koridor.
"SHARAAAAAA!" teriakan segerombolan teman-teman akrabnya, Farah, Rani dan Anna saat Shara membuka pintu kelasnya.
"Hai guys!" ucap Shara tersenyum girang.
"Maaf ya, gue gabisa ngelayat waktu.."
"ssst ran!" ucap Farah menghentikan ucapan Rani.
"Gapapa ko Ran, udah ya gue gamau sedih-sedihan hehehe nyokap gue udah bahagia di sana" ucap Shara tersenyum manis.
"aaaa Sharaaaa, jadi sedih" ucap Farah yang terharu biru.
Shara hanya membalas senyum manisnya.
"Kriiiiing..." Tiba-tiba bell berbunyi seraya memberhentikan obrolan ke 4 gadis dipagi hari, dan mereka langsung mencari posisi ketempat duduk masing-masing.

***

Ini sudah pergantian pelajar, tepatnya pelajaran terakhir, ntah kenapa, ntah apa yang dipikirkan oleh lamunan Shara di pelajaran matematika. Dirinya bertopang dagu diatas meja kelasnya, melamunkan beberapa bayangan yang meracuni pikiran kosong Shara untuk melepas pandangan dari sesosok wanita didepan layar proyektor yang sedang menjelaskan untaian Bab Trigonometri. Tiba-tiba seseorang membangunkan Shara dari lamunannya,
"Shara! Kamu sedang melamunkan apa? Bisa kamu jelaskan apa yang aru saja saya jelaskan?" suara sentakan itu, suara yang sudah lafal ditelinga Shara tiba tiba membuyarkan isi khayalannya.
Ms. Fety, memang tak banyak yang suka sama guru matematika yang satu ini, karna satu kata ju-des.
"Shara Syafira! Kamu masih ngelamun aja?!" ucap Ms. Fety sambil menunjuknya dengan spidol dipertengahan jarinya.
"Aduuuh maaf miss, saya tadi... cuma ga denger..." balas Shara setelah sadar dia telah membangunkan seekor macan dari tidurnya.
"Ga denger??! Sementara saya...." Ms Fety belum sempat menyelesaikan omelannya dan,
"KRIIIIIIING!!!" akhirnya Bell pulang berbunyi.
"Thanks God for helping me!!" batin Shara bergumam.

***

"SHARA!" ucap Anna dari belakang punggu Shara.
"Annaaaaaaa!!! jangan bikin kaget orang kaya gitu deh!" ketus Shara.
"Sorry hehehe" jawab Anna sambil berjalan kesamping Shara.
"Lo mau pulang? Dijemput?" tanya Anna.
"Iya, engga sendiri hehe Farah Rani mana?" jawab Shara.
"Lagi ke kantin dulu" jawab Anna.
"Lo ga ke kantin?"
"Engga hehe ga laper!" jawab Anna.
Shara hanya mengangguk kecil kepalanya sambil berjalan ke arah lobby sekolah.
"HEEEEI GUYS! JUSTIN, JUSTIN BIEBER JUST ARRIVED AT SOETTAAAAAA!!" teriak Farah dari ujung lorong dengan suara lantang yang mengakibatkan gemaan di lorong sekolah.
Sentakan suara Farah, si biang gosip membuat gadis-gadis yang berada di lorong sekolah yang sunyi pun langsung berlari ke arah Farah, sumber berita kedatangan Justin Bieber.
Lorong tiba-tiba ramai dengan teriakan gadis-gadis karna seorang Justin, ya memang di sekolah ini sebagian besar adalah Belieber atau sapaan bagi fans yang terserang penyakit Bieber Fever (deman Bieber).
Karna Shara bukanlah satu dari Belieber itu, Shara beranjak ke keluar dari lorong karna mulai merasa gerah oleh teman-teman yg mulai histeris.
"Shar, mau kemana?" kata Anna.
"Pulang, gue duluan" ucap Shara tanpa menghentikan langkahnya.

***

"Ini Justin.." "Udah di Soetta!" "Kabarnya, Justin akan menginap.." "Katanya bawa Jasmine" "para Belieber pun..."
Lagi lagi, deman Bieber rupanya sudah merebak luas dimana-mana, meracuni pelosok Indonesia tanpa mengenal tempat.
"Oooh god! Kenapa stasiun tv isinya semua tentang bocah itu sih?" gumam Shara seraya mengganti chanel-chanel televisi dikamarnya.
Ga diberita, ga disekolah, semua membicarakan sesosok Justin Bieber yang datang ke Indonesia bah seperti presiden saja.
Tiba2 handphone yang berada di samping Shara bergetar dan ternyata Farah lah yang baru saja menelfonnya.
"OH MY GOD SHARAAAAAA!!! I'M SO EXCITEEEEED!!! LO TAU? LO TAU? LOOOO TAU? " ucap Farah saat Shara mengkat telfon Farah.
Selalu, selalu begini, Farah selalu membuat penasaran sama berita yg dia punya dan yang lebih menyebalkan saat beritanya itu ga penting untuk Shara.
"Apasih? Lo punya berita apa? Awas sampe ga penting gue cekek lo!" ucap Shara memberi sedikit penekanan.
"Ih galaaaak! It's all about JUSTIN BIEBER!!! Dia bakal konser di Jakarta!!!"
"JUSTIN BIEBER??? Hahaha terus kenapa?" Kata Shara yg berpura-pura antusias.
"IYAAA BIEBER!! Ayo nonton yuk nonton!!" ucap Farah dibalik suara girangnya.
"Ga." jawaban singkat dari Shara.
"Ayoooo dong Shar, gue gak tau mau ngajak siapa lagi selain lo" Farah mulai merayu Shara.
"Lo suruh gue nonton konser Justin Bieber? Bocah yang terkenal lewat youtube itu? Lo salah orang! Rani Anna kan bisa" ucap Shara.
"Mereka ga bisa Shaaar! What the hell Sharaaa, my girl! Dia itu Justin, Justin bieber!!! Cowo terganteng sedunia, masa lo gamau nonton sih?"
"Whatever... Sekali engga tetep engga!" ucap Shara menolak dengan mentah-mentah ajakan Farah.
"Duuuuh, udah ya pokoknya harus ikut, Okey, byeee" ucap Farah.
"Tut...tut...tut" Telefon di matikan, kebiasaan deh Farah selalu memutuskan keputusan secara sepihak.

***

Shara membuka pelan kamar tidurnya saat mendengar suara bising di ruang tamu rumahnya, suara tersebut terdenger sayup-sayup orang tertawa, padahal dirumahnya sepi, Tante Dian lagi pergi sejak Shara pulang sekolah tadi, tapi Shara mendengar secercik suara asing sedang berbincang-bincang di ruangan yang diperuntukan untuk tamu rumah.
"Shara! Ayo sini!" kata Tante Dian yang duduk di sofa tamu.
Shara melihat Tante Dian sedang berbincang-bincang dengan 2 orang lelaki bertubuh besar yang kini mempunggungi wajahnya.
Seketika Shara berjalan mendekat bergabung ke sekumpulan orang dewasa yang tengah berbincang santai.
"DADDYYYYYY" ucap Shara saat dirinya tersadar bahwa lelaki berkaos hitam yang sedari tadi memunggunginya adalah ayahnya, Mr. Wilson. Laki-laki yang amat sangat ia rindukan.
"Hai my princess! Apa kabar?" ucap Mr. Wilson yg masih fasih berbahasa Indonesia padahal sudah hampir 2 tahun tinggal di negeri paman sam. Kini Mr. Wilson bisa memeluk erat tubuh Shara, anak perempuan satu satunya yang sudah hampir 2 tahun tidak berada di pelukannya.
"Aku baik ko dad, I miss youuuu" ucap centil Shara.
"Miss you too, my princess"
"Dad... Momm.." suara rintih Shara.
"Yeah Daddy sudah tau semua ceritanya dari Tante Dian, jangan dibahas lagi nanti kamu sedih lagi" ucap Mr. Wilson sambil kembali duduk diasal mula kursinya.
Shara mengangguk dan mengambil posisi duduk si sebelah Tante Dian. Senang sekali, amat sangat senang perasaan yang kini digambarkan Shara, dia bisa bertemu kembali dengan ayah tercintannya.
"Oh iya I forget, Scooter she's my daughter Shara, and Shara he is Scooter my partner, he is american" ungkap Mr. Wilson memperlihatkan teman kerjanya, yang memiliki badan cukup besar putih dan bule tulen.
"Hello Shara, my name is scooter" ucapnya kepada Shara seraya menjabat tangan anak perempuan temannya.
"Just call me Scooter" perjelas scooter.
"Okey, scooter. Nice to meet you" jawab Shara yang sedikit canggung.
"Umm, will you come saturday night?" Tanya Scooter.
"Saturday? What's going on?" Tanya Shara heran.
"Justin's Concert?" tanya Scooter lagi.
"Justin who? Justin Beber's concert?" Jawab Shara tercengang.
"Shara, it's Bieber" perjelas Tante Dian sambil tertawa.
"Heheheheh sorry. I think I can't come" ucap Shara.
"Grrrr kenapa Justin lagi Justin lagi sih? Itu cowo ko suka ya ngehantuin hidup gue!" seru kesal Shara.
Lagi lagi, berkali kali, tidak tv, teman, bahkan tante, ayah dan teman ayahnya pun ikut membicarakan tentang Justin Bieber yang semakin fenomenal di Indonesia.
"I don't have a ticket" seru Shara perlahan.
"Hey Shar, we are bieber team. you don't have some tickets to watch the concert" ucap ayahnya.
"Ha??? Team bieber? Jadi yang tadi pagi ituuuu? Itu bener bokap gue? Bokap gue promotor Justin? Yaampun ga kurang jodoh tuh bocah sama gue?" gumam kecil lubuk hati Shara menggebu-gebu.
"But I don't like Bieber, well I'm not a hater. I just don't like him and I..." kata Shara.
Ucapan Shara terpotong saat handphone disakunya bergetar dan discreennya ada tulisan 'Farah'.
"Excuse me.." kata Shara dan baru mengangkat telfonnya sambil berjalan menjauh dari tempat mereka berbincang-bincang.
"Apaaa lagi Far?" ucap Shara.
"Berita buruuuuuk!" suara Farah kini agak bergetar.
"Ha? Apaan?" kata Shara penasaran.
"Justin!!! tiket konsernya sold out HUAAAA" tangis Farah pun terdengar pecah.
Farah memang suka sekali sama justin, dia itu satu dari jutaan belieber.
"Hahahaha bagus dong!"
"Loh? Lo seneng pas gue sedih?" suara Farah tiba tiba mengesal.
"Hahaha it doesn't my mean.."
Shara jadi ingat tawaran Scooter ayahnya yg akan ngasih jalan menonton konser Justin tanpa harus punya tiket.
"Yaudah jangan sedih dooong, cuma gara-gara Justin doang juga!! Udah jangan sedih, gua udah punya kok tiketnya" hibur Shara.
"YANG BENEEEER? KO BISAAAA?"
"Ceritanya panjang"
"ASSSSSIIIK, POKONYA I LOVE YOU SOOOO MUCH!!!!" Yap, Farah terlalu histeris.
"Lebay.."
"Thank you thank you!! Ntr gue cium deh lo Shaaar!"
"Issssh"
Farah pun mematikan telfon, Shara kembali ketempat duduknya dan menerima tawaran Scooter untuk datang ke konser Justin. Inget yah ini bukan semata-mata karna Shara ingin bertemu Justin tapi untuk sahabat tercintanya, Farah.

***

Sabtu, 23 April 2011

"Mana gue tau kalo bokap gua itu promotor Justin, gua aja tau dari tv" ucap Shara yang masih memainkan jejaring sosial Twitter di macbooknya. "Wah! Kalo sekarang kita lewat VIP tandanya, itu lebih mudah untuk ketemu Justin dong? aaaaa JADI GA SABAR!" ucap Farah yang dari tadi masih sibuk membenahi pakaian yg akan dia pakai ke konser malam ini.
Siapa yang sangka, hari Sabtu bergitu cepat datang dan tandanya konser yang ditunggu tunggu jutaan Belieber Indonesia akan dimulai hari ini, malam ini.
Mata Shara kini terhenti saat dirinya melihat dari ujung rambut sampai ujung kaki Farah, yang benar saja dia memakai warna ungu semua, sudah seperti terong berjalan.
"Ungu? Emang ada peraturanna ke konser Justin harus pake ungu-ungu?" Kata Shara heran.
"No! Justin loves purple" ucap Farah, cuek.
"Oh hell, what-ever" seru Shara merenyit cuek tidak peduli.

***

Shara dan Farah diantar oleh Tante Dian ke tempat konser berlangsung, Tante Dian hanya mengantarkan ke tempat konser tanpa tidak ikut menonton.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan yang agak jauh dari jarak rumah Shara, mereka sampai di arena konser justin, di gedung tempat berlangsungnya acara yang akan menggoncangkan para Beliebers.
Mereka masuk dari pintu belakang, pintu VIP karena sebuah alasan, alasan yang datang dari ayah Shara karena mereka termasuk dalam team Bieber.
Mereka dipersilahkan duduk di backstage, tepatnya di ruang tunggu VIP, soalnya acara belum dimulai saat ini.
"Far, gue mau cari minum nih, haus. mau ikut? Haha" ucap Shara sambil beranjak dari kursinya.
"Ga usah deh, makasih" ucap Farah.
Akhirnya, Shara memutuskan untuk mencari secercah air segar yang bisa membius tenggorokannya yang kering kerontang.
Saat Shara sedang berjalan keluar dari ruangan VIP dan matanya fokus ke iphone yang digenggamnya, entah siapa yang salah, siapa yang memulai kejadian itu, tiba2 seseorang menabrak Shara hingga badannya terjatuh.

***

- Justin POV-

"You know you love me I know you care..." suara merdu Justin kini berkumandang di sebuah lorong gedung yang akan dijadikan tempat konser pertamanya di Indonesia.
Konser memang tak akan lama lagi akan dimulai dan sekarang Justin sedang bernyanyi sambil menari sedikit menghilangkan nervous yang sedang menggerogoti tubuhnya.
Ketika Justin berjalan melangkah sendiri kearah ruang wardrobenya, hantaman dua tubuh terjadi dan mengakibatkan lawan Justin terjatuh.
"Oh my God, I'm so sorry.." Justin meminta maaf lalu mengulurkan tangannya untuk membantu gadis yang sekarang terselingkup jatuh dihadapannya.
Dirinya menabrak sesosok gadis yang sedang berjalan memakai tank top yg warnanya agak pale, hot pants blue jins dipadu dengan sneakers hitam, dan rambutnya hitam pekat di biarkan tergerai. Sangat cantik.
"Ih! Kalo jalan tuh liat liat! Pake mata!" Ucap gadis yang terjatuh itu.
"Sorry, what did you say? I don't understand" ucap Justin.
"Haaa? you... You're justin, aren't you?"
"Yeah, I am"
"Emm... where were ur eyes?! Didn't you see me?!" gadisyang terlihat lugu tiba-tiba membentak, tanpa tahu salah apa yang Justin lakukan, yang benar saja, dia yang jelas tidak melihat jalan tapi malah dia yang marah sama Justin?
"Oh sure, you think this is my fault? It was ur fault!" ucap Justin tiba tiba ikut membentak gadis dihadapannya.
"Oh ya mr. Bie-ber??? Forget that I don't have time to talk with you a bad superstar!" Akhirnya gadis itu, gadis perparas cantik namun seperti preman pasar itu melangkah berjalan jauh dari jarak Justin, tak tahu apa yang ada di benak Justin, dia menarik tangan sang gadis dengan lembut dan membuat gadis itu terhenti dan menatap Justin dengan heran. Disini, di lorong yang cuma berisikan Justin dan seorang gadis yang baru saja bertemu dengannya terjadi ketegangan yang menghantam dua remaja ini.
"You..." tanya Justin.
"What again mr. Bieber??? Don't touch me" ucap gadis itu semakin terlihat sangat menjengkelkan dan melepas genggaman tangan Justin dengan kasar.
"JUSTIN! thanks god, I found him! I've been looking you, Justin!" ucap lelaki berbadan besar berkulit hitam yg berada di belakang Justin
"Oh Kenny, whats up?"
"THE SHOW HAS BEEN READY!!!!" ucap Kenny bereteriak.
"Oh okey okey, I go now" ucap Justin tergesah gesah, iyalah gimana tidak tergas-gesah jika Kenny sudah marah bisa runtuh gedung-gedung tinggi karna suaranya yang besar dan bulat.
Tanpa pamit Justin menatap tajam dengan penuh rasa kesal ke arah kedua bola mata gadis dihadapannyan, Justin beranjak meninggalkan gadis itu sendiri.

***

-Shara POV-

Justin melangkah menjauhi Shara yang masih berdiri dengan tatapan sinis ke arah Justin yang kini hilang dibalik daun sebuah pintu. Kenapa Shara jadi berubah menjadi orang yang sensitive? Mengapa Shara berubah menjadi orang yang ketus? Shara menggeleng kepalanya seraya dirinya mengingat perlakuannya pada Justin toh sebenarnya yang menjadi korban itu Justin dan tersangka itu Shara, atau karna mungkin karna wanita ingin dimengerti? Entah...

***

Shara kini kembali berjalan mencari Farah diruang tunggu, dan Shara masih kaget setelah mendaur ulang pikirannya, setelah mengingat kejadiannya, dia, Justin tiba2 memegang tangan Shara, dan menatapnya tajam. Dia mungkin emang agak manis dan ternyata dia gak seburuk yg Shara kira.
Setelah hilang bayangan Justin, Shara melihat ruang tunggu VIP backstage kini sudah agak sepi, bukan agak lebih jelasnya memang sudah sepi. Dimana semua orang? Ribuan tanya muncul kedalam pikiran Shara.
"Shara? Ko kamu masih disitu? Konsernya kan udah mau mulai..." suara itu, ya itu suara yang kembali melekat di telinga Shara, suara Ayahnya yang sedang berdiri percis dibelakang backstage tak jauh jarak memisahkannya.
"Oh pantes hehe oke aku keluar sekarang. Thanks fyi dad" jawab Shara.

***

Shara kini sudah duduk di kursi paling depan, jaraknya tak jauh dari stage. Ribuan penonton kini sudah menghadiri dan meramaikan gedung tempat konser Justin berlangsung.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, Opening actnya sudah muncul dan menyanyikan beberapa lagu, sungguh menggemparkan penonton disini berteriak sekenceng-kencengnya layaknya sedang berada ditengah hutan.
"KITA MAKIN GILA!!! OH MY GOD ASLI gue ga bisa jelasin perasaan gue!!!!" Farah berteriak digendang telinga kanan Shara, namun Shara hanya mengganguk kecil dan sedikit tidak perduli.
Dan akhirnya, sang superstar, bocah kanada yang sudah ditunggu puluhan ribu orang untuk tampil di hadapan mereka akhirnya muncul dibalik asap-asap di atas panggung dengan pakaian yang percis seperti apa yang ia kenakan saat bertemu Shara, jaket putih celana putih dan sedikit sentuhan sepatu supra modern berwarna ungu metalik.
Mungkin kalo Shara seorang Belieber dia akan masuk dalam keadaan speechless dimana dia ga akan percaya semua kejadian ini, tapi asli sejujur jujurnya Shara ga tau lagu-lagu tentang semua lagu Justin Bieber.
Mungkin Justin saat bernyayi itu menyenangkan dan dia terlihat sangat komunikatif banget sama penonton.
Begitupun dengan Shara yang mulai terbawa alunan lagu justin yang ternyata enak-enak didengar.
Tiba-tiba para penoton berteriak lebih kencang, kencang sekali, Shara ga tau apa yang akan terjadi.
"Far, ada apa sih??"
"Ha?? Apaa???" Farah kebingungan.
"Itu? Kenapa? Ko teriaknya ga biasa?"
"Ooooh.... Justin mau nyanyi one less lonely girl abis ini!!!!!!"
"Terus?" ucap Shara.
"nanti bakal ada satu cewek yg bakal jadi OLLG!!" teriak Farah.
Apalagi itu? Kenapa dia menemukan bahasa baru disini? Shara tetap tidak mengerti, jadi dia memilih untuk diam saja.
tiba-tiba seseorang memanggil, menunjuk ke arah ya... ke arah Shara,
"Hey you girl.. Pssst!" ucap wanita perempuan itu, rambutnya coklat sepundak diurai, dan memakai baju berwarna gelap.
Karna merasa terpanggil, Shara pun mengikuti perinta wanita itu untuk menghampirinya.
"What's wrong?" tanya Shara heran.
"Do you wanna be the OLLG?"
"What? What is OLLG?" ucapnya lebih heran lagi.
"just follow me!"
Terima pasrah saja, Shara kini mengikuti wanita yang menggandeng dia dari sejak tempat duduk sampai menuju belakang panggung.
"Okay you'll be on stage!" ucap wanita yang berhenti di belakang panggung.
"WHAT? NOOOO!" penolakan Shara secara keras sambil melangkah mundur.
"Gue? Di panggung sebesar itu? Ngapain? Gak gak gak, apa apaan!" ucap hati Shara kesal sendiri.
Disinilah perasaan bercampur aduk jadi satu. Tapi apa daya yang bisa dia perbuat, seseorang telah menarik halus tangannya, dan otomatis Shara tidak bisa melakukan apapun, sedikit pun.
Shara berjalan dengan pikiran bercampur aduk, tatapannya kosong melihat seorang laki laki kurus hitam datang dari panggung.
"Come on!" ucap lelaki itu lalu menari Shara secara paksa.
Lelaki itu menarik Shara, membawa Shara ke tengah panggung.
Benar-benar speechless, tak bisa dipercaya dan sulit dijelaskan, sekarang Shara sedang berjalan ke tengah stage, duduk disebuah bangku tinggi, dia Shara Syafira sedang satu panggung dengan lelaki yang menjadi pusat perhatian malam ini.
Fans Justin berteriak semakin kencang, apalagi saat Shara menampakan diri dan disinari sorot lampu-lampu panggung yang gemerlap.
Tapi dimana Justin? Shara tidak melihat di sekitar panggung. Tapi saat Shara melihat ke belakang kirinya, dia, Justin sedang berjalan mendekat membawa sebucket bunga mawar merah yang masih mekar ke arahnya lalu yap, dia memberikannya untuk Shara yang kini sedang dalam kebingungan. Justin tersenyum manis ke arah Shara.
Sekarang, jantung Shara sangat berdebar-debar saat Justin mengeliling tubuhnya, dan berhenti di hadapannya, semakin dekat.. semakin dekat dan... HAP! Jidat Justin dan jidat Shara saling menempel, mata mereka menatap dengan tatapan penuh, sampai hidung Justin terasa dihidung Shara. Terasa sangat gila, aliran darah Shara kini mengalir berdesir sangat cepat, jantungan kini berdegup lebih cepat dari biasanya, nafasnya tak teraturan seperti biasanya saat nafas Justin yang berat terasa berhembus di wajah Shara, dan keringat Justin yang terus mengalir diwajahnya membuat Shara jadi geli sendiri.
Sekarang, Justin berulah lebih banyak, tangan kirinya merengkuh wajah Shara, menatapnya tajam sambil menyanyikan untaian lirik lagunya.
Untung saja, drama diatas panggung tidak berlangsung lama setelah lagu hampir habis namun teriakkan para Belieber semakin kencang, menguncang gedung konser.
"Only you shawty!" ucap lirik penutup yang Justin nyanyikan lalu Justin tersenyum ke arah Shara yang stuck diam tak berbuat apa-apa.
Yang lebih mengejutkan saat Justin memeluk Shara dari belakang dan yup bibirnya kini mengecup pipi Shara yang halus.
Shara tetap membisu, sekujur tubuhnya kini terasa dingin tak berdaya.
lalu Justin membantu Shara turun dari kursi dan merangkul bahu Shara dan membawanya ke belakang panggung.
"thanks" ucap Justin seraya dirinya dan Shara sudah berada di belakang panggung.
"Thanks? For what?" ucap Shara yang berubah mmencekik ketus dan melepas rangkulan Justin.
"umm nothing. Forget it"
"Dasar manusia aneh" gumam Shara
"Sorry?"
"Nope, better you go back to the stage, see, ur fans are waiting for you" ucap Shara sambil mendorong bahu Justin.
"Yeah your right" ucap Justin tersenyum sambil berlari kembali arah panggung.
Akhirnya drama OLLG Shara berakhir di belakang panggung. Shara kembali ketempat duduknya, bertemu Farah.

***

"SHARAAAAA HOW LUCKY YOU ARE!!" seru Farah saat melihat Shara yang berjalan kembali kearah Farah.
"Lucky? Ih! Its Like a slut, nih buat lo aja" jawab Shara sambil menebaskan dirinya ke bangku dan memberikan sebucket bunga mawar yang diberika Justin untuk Shara.
"Slut? Enggalah! Lu itu cewe paling beruntung apalagi bisa jadi OLLG Justin, aaaa!!!!!" ucap Farah lalu mengambil bunga mawar yang disodorkan Shara.
Shara langsung berlagak tak peduli dan langsung memaikan iphonenya.

***

"gue sadar sekarang betapa baiknya Tuhan mau ngasih kesempatan ngeliat Justin perform" ucap Farah sambil berjalan keluar gedung.
Namun Shara hanya tersenyum kecil.
akhirnya konser selesai. Konser sang idola kini telah berakhir, dan Shara, dirinya berharap untuk dirinya sendiri bahwa dia tidak akan bertemu Justin lagi lagi dan lagi, hari ini Sabtu 23 April 2011 adalah hari terakhir dirinya bertemu Justin Bieber.

***

Setelah konser berakhir, Shara pulang bersama ayahnya dan Scooter yang juga ikut dalam satu atap mobil yang kini sedang dikendarai oleh seorang supir, sedangkan Farah, dia sudah pulang dengan rasa yang berbunga-bunga bersama sang ayah yang tadi datang menjemput di lokasi tempat berlangsungnya acara.
Shara terus menatap jalanan lewat jendela mobil yang gelap karna kaca filmnya, Shara melihat ruas-ruas jalan Jakarta yang kini sudah lengang dari ramainya kendaraan.
Setelah sadar, ternyata sang supir bukan mengendarai mobilnya kearah jalan pulang, melainkan jalan yang sangat bertolak belakang dari rumahnya, pokoknya Shara juga gak tau sama sekali kemana orang-orang ini akan membawa lari dirinya.
Akhirnya mobil yang saat ini Shara, Mr. Wilson dan Scooter tumpangi berhenti disebuah restoran, restoran yang belum pernah Shara datangi, tempatnya asing wilayahnya juga seperti jauh pusat kota Jakarta.
Tanpa berfikir panjang, mereka langsung memasuki restoran yang ternyata sangat mewah.

***

Perlahan lahan langkah kaki Shara mengekori langkah kaki ayahnya juga Scooter, matanya celingak-celinguk mengintai setiap pengunjung yang sedang menikmati hidangan yang tersaji di atas meja mereka.
Baru saja menaiki anak buah tangga muka Shara tercengang melihat semua ini, mukanya berekspresikan rasa tak percaya.
Ternyata disini, disebuah restoran mewah yang tepatnya berada di rooftop lantai2, mereka mengadakan pesta kecil-kecilan yang entah diperuntukan untuk apa.
"Hey you guys!" kata Mr. Wilson ketika kita sampai diatas.
Sebuah pesta kecil yang berada di atap terbuka private restoran yang bisa melihat lampu-lampu Jakarta yang bergelimrah keindahan.
Yang lebih sangat-sangat mengagetkan adalah disini sudah banyak crew Justin, orang-orang yang sama percis bertemu Shara di belakang panggung untuk membantu kesuksesan konser Justin.
"Yaampun rame banget, kalo semua crewnya ada disini, tandanya bocah itu juga ada di sini dong?" gumam hati Shara sambil berjalan mendekati meja yang sudah dipenuhi oleh orang-orang british.
Yang benar saja! Baru juga Shara bergumam kecil di hatinya, jawabannya sudah di depan mata.
Justin, dia kini berada di depan mata Shara yang sedang memaikan iphone di genggamannya, memakai kaos hitam polos dan jaket kulit hitam.
Entah mengapa, rasa kesal yang tadinya memanasi hatinya telah surut sehabis kejadian di atas panggung didepan ribuan beliebers, perasaan yang terasa sekarang hanya dekup jantung Shara yang terus berdetak kencang seraya dirinya menatap Justin dengan kedua matanya.
Shara menghampiri salah satu meja yang telah disediakan untuk menjamu makan malam dan saat itu juga mata Justin melihat kearahnya, menatap sambil merenyitkan kedua alisnya.
Mr. Wilson langsung menyuruh Shara untuk duduk disebuah bangku di sebelahnya dan tepat berada dihadapan Justin.
"Guess what? you're here... Hahaha" kata Justin sambil tertawa renyah.
Namun Shara hanya memutar kedua matanya belagak cuek.
"You are Wilson's daughter? I'm Pattie Malette, just call me Pattie, justin's mom" ucap seorang wanita yang tampaknya sudah berumur tepat disebelah Justin.
"Yes, she is mom" ucap Justin memotong kata yang baru saja Shara ingin ucapkan.
Namun Shara hanya tersenyum ragu ke arah Pattie.
"What is ur name?" ucap Pattie.
"Shara, Shara Syafira" ucap Shara dengan lantang.
"Oooh how beautiful you are, shar" ucap Pattie.
"Yeah cos I am her father" ucap Wilson memasuki obrolan tanpa permisi.
"Hahaha" pecahan tawa orang-orang kini bergelombang.
"Shara, I'm Kenny" ucap lelaki yang badannya hitam besar dan duduk disebelah kiri Justin.
"Hey, nice to meet you guys" ucap Shara sambil tersenyum manis.
Akhirnya sesi perkenalan selesai saat makanan yang tersaji kini telah datang dan siap disantap.
Selama makan, Shara selalu saja gugup dan merasa bahwa Justin terus melihat kerahnyanya. Tapi benar saja, saat sekali Shara melihat kearahnya ia mendapati Justin sedang melihat menatap kearah Shara dan yang membuat Shara geli saat Justin langsung menundukkan wajahnya, tangannya mengibas malu rambut coklatnya, dan ia tersenyum malu.
Ntah, ntah apa yang sedang Shara rasakan sekarang, rasa kesalnya kini berubah seratus delapan puluh derajat menjadi rasa senang jika melihat Justin tersenyum.

***

"Hei" ucap seseorang saat Shara sedang menghirup udara malam Jakarta sambil melihat lampu lampu yang meneragi kota yang tengah diselimuti kabut malam.
"Yes? Ooo... Hai Justin" ucap Shara kaku saat mendapat Justin lah yang kini berdiri di sebelahnya.
"Um..are you still angry?"
"Angry? Who's angry? I'm not" ucap Shara dengan nada yang lembut, dan pertama kalinya ia berucap lembut kepada Justin.
"You... When first I met you, you looked didn't like me"
"Ooooh hahaha I'm sorry, I know I was being as childish" ucap Shara sambil tersenyum ke arah Justin, dan pertama kalinya jugi ia mengumbar senyum manisnya kepada Justin.
"Okey, that's cute haha"
"What?" Shara terbelanga.
"No.. I mean.. Emm.. Ah forget that" ucap Justin yang teragu-ragu.
Akhirnya, Justin dan Shara kini bukanlah kucing dan anjing yang selalu bertenggar jika bertemu, memasang perangkap untuk menjatuhkan lawan, entah hidayah apa yang Shara dapat sehingga ia bisa berkomunikasi dengan akrab dengan Justin.
"I miss my normal life" ucap Justin.
"Why? Your life is perfect, you are a lucky person"
"Who said that? Sometimes I'm bored and I miss being a normal boy, but i can’t show how i really feel with my words. sometimes i wish i wasnt famous, like today" ucap Justin yang sedikit mencurahkan isi hatinya.
"Hus! What did you say Justin? You shouldn't talk like that" ucap Shara sambil memutar badannya ke arah Justin, sehingga mereka kini berhadapan.
"I just wanna do my life without disturbing some paparazi and my life is full of love" ucap Justin sambil tersenyum.
"Hey, don't say that, This is your beautiful life so live it, you should be thankful, remember your life is full of love cos, everybody loves you" Shara menimpali dengan kata yhg sedikit bijak.
"Yeah, I knowrite now, thank you Shar you know how to make someone feels better" ucap Justin sambil tersenyum.
Shara hanya terkekeh sendiri, mukanya sekarang sedikit memerah merona layaknya memakai blush on.
Tiba-tiba ayah Shara mendekat ke arah Justin dan Shara yang sedang asik tertawa.
"Hai you guys" ucap Wilson saat mendekat kearah mereka.
"Yeah dad?" ucap Shara.
"You gusy have looked intimate (akrab)"
Kalimat tadi tentu saja membuat Justin dan Shara berpandangan mata satu sama lain, yang membuat mereka menanggapi dengan sebuah renyah tawa yang lepas.
"Okey, Justin see you tomorrow. Shara cmon, we're gonna go home soon" ucap Mr. Wilson.
Shara langsung melirik kearah Justin dan dia hanya mengangkat alisnya dan tersenyum,
"So?" ucap Justin
"so what? I'm gonna go home now" ucap Shara sambil tersenyum.
"Too early" jawab Justin sembari memberi ekspresi pasrah diwajahnya.
"Hehe it's already night"
"Do you wanna meet me again?" tanya Justin.
"Of course I do and I hope we'll meet soon, bye" ucap Shara sambil melangkah maju.
"Bye"
Tiba-tiba tangan Shara kini disentuh lagi oleh telapak tangan Justin, perlahan.
"Emm...what?" tanya Shara sambil memiringkan alisnya.
"May I have ur phone number?" ucap Justin dengan sedikit ragu.
"You must pay (bayar) it..."
"Pay??"
"Hahaa just kidding, its..." ucap Shara sambil menyodorkan handphonenya ke tangan Justin.
"Saved!" ucap Justin sambil memberikan hp Shara kepemiliknya.
"Bye..."
"Nice to meet you" ucap Justin sambil melambaikan tanganya sebagai tanda sebuah perpisahan.

***

Saat sampai dirumah, Shara langsung beranjak ke kamarnya membersihkan tubuhnya dari ribuan keringat yang menempel ditubuhnya dan bersiap untuk tidur, untuk mengarungi dunia mimpi.
Baru saja matanya terpejam, iphone yang berada tepat disampingnya kini bergetar halus.
"Ya ampun! udah tengah malem masih aja ada yang ganggu..." ucap Shara sambil melihat layar handphonenya.

From: +2136202072XXX

Hai, Shara? :)
Did you get home? Thanks for tonight... Good night and have a nice dream :)
-Justin-

tiba-tiba secercah senyuman kini bersemi di wajahnya tanda sebuah kebahagian lewat dari sebuah pesan yang baru saja masuk. Tanpa banyak berfikir Shara langsung membalas pesan singkat dari Justin.

To: +2136202072XXX

Hai Justin..
Yes I did. My pleasure.. Good night & have a nice dream too :)

Setelah terkirim, Shara langsung tertidur lelap diatas bed cover di kamar pribadi, tertidur dengan perasaan yang bahagia.


*** 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar